Page 90 - Gadis_Rempah
P. 90

“Astaga! Apa yang terjadi, Arumi!” Dinda terkejut  “Oke-oke.” Dinda langsung menghentikan tingkahnya
 seketika saat membuka pintu kamar Arumi. Kertas-kertas  itu. “Pantaslah ... aku melihat banyak sketsa tentang rempah
 desain bergambar sketsa aneka rempah berantakan  bertebaran di kamarmu ini, tapi aku belum paham apa maumu
 menutupi hampir seluruh sisi lantai kamar.  dengan semua ini. Arumi, idemu keren banget. Unik dan original
               banget, lho!” Dinda berseru dengan penuh semangat.
 Dengan langkah letih, Arumi mencoba berdiri dan
                   Arumi tersenyum.
 duduk di kursi, “Sudahlah, Din. Aku lelah!” ujarnya sembari
                   “Ayo tunjukkan padaku. Aku penasaran banget!” desak Dinda.
 merapikan kerudung instan warna pink muda yang senada
                   Arumi menarik laci mejanya dan mengambil belasan
 dengan warna piyamanya.
               kertas desain yang hanya disatukan dengan penjepit kertas.
 “Ya Ampun, Arumi. Ini semua buat lomba itu? Aku ga   “Aku belum sempat menjilidnya dengan rapi,” ujar
 nyangka! Aku pikir kamu menyerah karena batas akhirnya   Arumi. Kedua gadis itu lalu duduk saling berhadapan.
 sudah sangat dekat. Eh, ternyata ...,” suara Dinda setengah   Arumi membuka lembar pertama hasil desainnya dan
 berteriak karena terkejut melihat keadaan kamar Arumi  mulai menjelaskan kepada sahabatnya itu.
 yang seperti baru saja kejatuhan bom nuklir.  “Kafe rempah buatanku ini adalah kafe yang kukonsep
 Arumi hanya nyengir mendengar teriakan Dinda.  untuk tempat yang nyaman bagi siapa pun untuk menikmati
 “Nggak la, Din. Aku ga  akan menyerah. Aku diam lama  kuliner rempah kekinian. Ada banyak produk minuman
 waktu itu karena belum menemukan ide, tapi ... sejak dari   rempah dan makanan ringan dengan cita rasa rempah
 restoran vegetarian itu ...,”  berkualitas. Setiap produk kubuat bisa dinikmati di tempat
 “Kamu pasti dapat ide dari sana, ya?” tebak Dinda  ataupun dibawa bepergian,” tutur Arumi.
 memotong perkataan Arumi.  “Wow …!” Dinda terkagum-kagum menyaksikan halaman
 Arumi menggangguk lalu menuang air putih dari  pertama bergambar desain kafe rempah buatan Arumi
 dispenser ke gelasnya dan lalu meminumnya.  tampak dari depan. Meski baru sebuah sketsa, kafe itu tampak
 “Jadi apa idemu. Arumi? Apa tema desain ekonomi kreatif   begitu hangat sekaligus meneduhkan mata saat melihatnya.
 yang akan kamu ikutkan lomba itu?” tanya Dinda penasaran.  “Kafe ini bukan hanya tempat duduk dan ngobrol,
 “Kafe rempah,” jawab Arumi. Singkat dan tegas. Sesaat   tapi aku membuat desain ini agar para pengunjung bisa
 sepasang mata kedua gadis itu saling menatap.  merasakan jejak-jejak jalur rempah yang pernah ada
 “Arumi ...! Itu keren banget ...!” Dinda meraih kedua  di sepanjang Nusantara sehingga mereka tahu cita rasa
 bahu Arumi dan menggoyang-goyangkannya.  rempah yang mereka nikmati telah melewati banyak kisah.
 “Iyaa... iya..., aku tahu hehehe ...,” cengir Arumi. “Din,   Mulai dari para petani, pedagang, dan pejuang tempo dulu,”
 udah dong... Berhenti, Din!” pekik Arumi.  papar Arumi berapi-api. Semangatnya serasa terbit dan
               letih di tubuhnya berangsur lenyap.



 81  Bab 6 — Kembang Lawang                      Gadis Rempah  82
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95