Page 87 - Gadis_Rempah
P. 87

Terdengar  langkah  kaki  Pak  Marlan
            dengan cepat mendekat. Kreeek ... Gerbang
            tinggi dan besar pun perlahan terbuka. Wajah
            Dinda berangsur ramah begitu melihat wajah
            Pak Marlan muncul dari balik pagar. “Maaf ya,
            Mbak Dinda,” ucap Pak Marlan teramat santun.

                “Hehe ... biasa aja, Pak Marlan,” ucap
            Dinda sambil menyalakan kembali motornya
            dan melaju pelan hingga tiba tepat di depan
            teras halaman rumah Arumi.
                Seperti biasa setiap kali datang ke rumah
            Arumi, Dinda tidak langsung masuk ke dalam
            rumah meski si empunya rumah sudah
            mempersilakan. Dinda lebih suka duduk dulu
            di kursi taman dan menikmati air mengalir
            dari air terjun buatan dan kicau burung-
            burung kecil yang kerap bertengger di ranting-
            ranting kenanga.
                Setelah   cukup     puas   menikmati
            pemandangan dan hangat pagi di halaman
            rumah Arumi, akhirnya Dinda masuk ke dalam.
            Sebenarnya, Dinda lebih suka menemui Arumi
            di ruang tamu saja. Menuju kamar Arumi
            adalah hal yang selalu Dinda hindari. Tidak
            hanya karena dia tidak nyaman memasuki
            rumah mewah sebesar ini seorang diri, tetapi
            juga karena harus melewati ruang-ruang yang
            luas serta menaiki anak tangga yang banyak
            dan   berputar  membuat  Dinda  seringkali
            merasa kelelahan.



              79  Bab 6 — Kembang Lawang                                                                                      Gadis Rempah  80
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92