Page 82 - Gadis_Rempah
P. 82
Naning melangkahkan kakinya memasuki gerbang
utama Pasar Pabean. Kedua matanya menyisir pasar yang
sudah dipenuhi orang lalu lalang. Sebagian besar dari
Bab 6
mereka telah berada di pasar ini sejak larut malam.
Aagh … Naning menarik napas panjang. Mungkin
sebentar lagi ia tak perlu lagi ke pasar sepagi ini. Mungkin, Kembang Lawang
ia bisa tidur malam lebih lama. Jika Arumi sudah bersuami,
cukuplah ia bekerja santai saja untuk dirinya sendiri.
Naning kembali berandai-andai.
Naning terus melangkahkan kakinya. Dihirupnya “ ... aku ingin kemudian
dalam-dalam aroma rempah yang memenuhi pasar. Di hati mereka menghangat, tubuh mereka
Pasar inilah dulu setiap hari orang tua Naning mengasuhnya menjadi lebih kuat dan pikiran
sambil berdagang. Naning kecil sering terbaring di mereka menjadi lebih segar dan
tumpukan karung rempah sambil mendengarkan ibunya bersemangat setelah menikmati
bercerita. Kisah para pedagang Eropa yang bertukar wedang dan camilan rempah
rempah dengan pribumi Indonesia serta asal-usul dan di kafe ini”
manfaat rempah.
Azan subuh sayup-sayup terdengar. Naning mempercepat
langkahnya menuju toko rempah miliknya lalu menggelar
sajadah. Mengikuti pesan Arumi putrinya, Naning tidak akan
memulai berdagang sebelum salat subuh dulu.
73 Bab 5 — Sungai Kalimas dan laki-laki bernama Pras Gadis Rempah 74