Page 85 - Gadis_Rempah
P. 85
Dengan langkah gontai, Arumi mendekati tempat Dinda mencoba mengintip di sela-sela pagar Pandangannya
.
tidurnya, lalu menghempaskan tubuh lelahnya tak berdaya. langsung tertuju pada sosok laki-laki besar yang memakai baju
Kedua mata Arumi sempat menangkap garis cahaya dari satpam sedang tidur sambil duduk di posnya.
bola-bola lampu-lampu kristal yang menggantung di atap
“Ada. Lagi tidur tuh!” ucap Dinda kesal.
kamarnya sebelum benar-benar terlelap.
“Baik. Sebentar, aku bangunkan ya …,” Arumi
menggeser tubuhnya lalu duduk mendekati interkom di
samping tempat tidurnya. Suara gugup seorang pria dewasa
Dering suara gawai milik Arumi terus menjerit tanpa terdengar setelah dering interkom berkali-kali menjerit di
ampun. Perlahan, Arumi membuka matanya. Ditangkapnya pos satpam.
sekelebat cahaya yang menyelinap di balik tirai tipis
“Halo halo, Mbak Arumi,” suara Pak Marlan terdengar
jendela kamarnya yang melambai-lambai. Udara hangat
gugup.
menyembur menyapu keningnya.
“Pak Marlan, tolong buka pagarnya dong. Ada temanku,
Arumi perlahan menggeser tubuhnya ke tepian tempat
tuh,” pinta Arumi pada satpam yang telah bertahun-tahun
tidurnya yang lebar. Dengan malas, disambarnya gawai yang
bekerja untuk keluarganya.
sedari tadi menyala di meja kecil di samping tempat tidurnya.
“Siap-siap, Mbak. Ngapunten sanget, saya ketiduran
“Halo ...,” ucapnya malas.
tadi, habis bergadang nonton bola semalam,” Pak Marlan
“Arumi ...!” pekik Dinda di ujung gawai, “Kamu di merasa bersalah.
mana?” teriak Dinda kesal.
“Njih. Tidak apa, Pak.”
“Di kamar,” jawab Arumi polos.
Mendengar ucapan Arumi seketika Pak Marlan
“Iiish ..., anak ini! Aku di depan rumahmu!” merasa tenang. Sikap santun dan bersahaja Arumi dan
ibunya membuat Pak Marlan betah bertahun-tahun tinggal
“Masuk aja, Din. Naik ke kamarku!”
dan bekerja di rumah ini. Meskipun Pak Marlan sebagai
“Hmm ..., anak ini!” gerutu Dinda geram. “Bagaimana satpam, Pak Sabir sebagai tukang kebun, dan Bu Siti
aku bisa masuk ke rumahmu ini tuan putri cantik jelita? asisten rumah tangga di rumah mewah ini, Naning dan
Pagar rumahmu ‘kan terkunci?” suara Dinda mulai Arumi memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri.
meninggi di ujung gawai hingga Arumi harus menjauhkan Tidak jarang Bu Siti, juru masak yang juga istri Pak Sabir
gawai dari telinganya. memanggil dua laki-laki itu untuk makan bersama Naning
“Ada Pak Marlan gak di situ?” tanya Arumi. dan Arumi di satu meja makan yang sama. Itu semua juga
atas perintah Naning atau Arumi.
77 Bab 6 — Kembang Lawang Gadis Rempah 78