Page 89 - Gadis_Rempah
P. 89
“Astaga! Apa yang terjadi, Arumi!” Dinda terkejut “Oke-oke.” Dinda langsung menghentikan tingkahnya
seketika saat membuka pintu kamar Arumi. Kertas-kertas itu. “Pantaslah ... aku melihat banyak sketsa tentang rempah
desain bergambar sketsa aneka rempah berantakan bertebaran di kamarmu ini, tapi aku belum paham apa maumu
menutupi hampir seluruh sisi lantai kamar. dengan semua ini. Arumi, idemu keren banget. Unik dan original
banget, lho!” Dinda berseru dengan penuh semangat.
Dengan langkah letih, Arumi mencoba berdiri dan
Arumi tersenyum.
duduk di kursi, “Sudahlah, Din. Aku lelah!” ujarnya sembari
“Ayo tunjukkan padaku. Aku penasaran banget!” desak Dinda.
merapikan kerudung instan warna pink muda yang senada
Arumi menarik laci mejanya dan mengambil belasan
dengan warna piyamanya.
kertas desain yang hanya disatukan dengan penjepit kertas.
“Ya Ampun, Arumi. Ini semua buat lomba itu? Aku ga “Aku belum sempat menjilidnya dengan rapi,” ujar
nyangka! Aku pikir kamu menyerah karena batas akhirnya Arumi. Kedua gadis itu lalu duduk saling berhadapan.
sudah sangat dekat. Eh, ternyata ...,” suara Dinda setengah Arumi membuka lembar pertama hasil desainnya dan
berteriak karena terkejut melihat keadaan kamar Arumi mulai menjelaskan kepada sahabatnya itu.
yang seperti baru saja kejatuhan bom nuklir. “Kafe rempah buatanku ini adalah kafe yang kukonsep
Arumi hanya nyengir mendengar teriakan Dinda. untuk tempat yang nyaman bagi siapa pun untuk menikmati
“Nggak la, Din. Aku ga akan menyerah. Aku diam lama kuliner rempah kekinian. Ada banyak produk minuman
waktu itu karena belum menemukan ide, tapi ... sejak dari rempah dan makanan ringan dengan cita rasa rempah
restoran vegetarian itu ...,” berkualitas. Setiap produk kubuat bisa dinikmati di tempat
“Kamu pasti dapat ide dari sana, ya?” tebak Dinda ataupun dibawa bepergian,” tutur Arumi.
memotong perkataan Arumi. “Wow …!” Dinda terkagum-kagum menyaksikan halaman
Arumi menggangguk lalu menuang air putih dari pertama bergambar desain kafe rempah buatan Arumi
dispenser ke gelasnya dan lalu meminumnya. tampak dari depan. Meski baru sebuah sketsa, kafe itu tampak
“Jadi apa idemu. Arumi? Apa tema desain ekonomi kreatif begitu hangat sekaligus meneduhkan mata saat melihatnya.
yang akan kamu ikutkan lomba itu?” tanya Dinda penasaran. “Kafe ini bukan hanya tempat duduk dan ngobrol,
“Kafe rempah,” jawab Arumi. Singkat dan tegas. Sesaat tapi aku membuat desain ini agar para pengunjung bisa
sepasang mata kedua gadis itu saling menatap. merasakan jejak-jejak jalur rempah yang pernah ada
“Arumi ...! Itu keren banget ...!” Dinda meraih kedua di sepanjang Nusantara sehingga mereka tahu cita rasa
bahu Arumi dan menggoyang-goyangkannya. rempah yang mereka nikmati telah melewati banyak kisah.
“Iyaa... iya..., aku tahu hehehe ...,” cengir Arumi. “Din, Mulai dari para petani, pedagang, dan pejuang tempo dulu,”
udah dong... Berhenti, Din!” pekik Arumi. papar Arumi berapi-api. Semangatnya serasa terbit dan
letih di tubuhnya berangsur lenyap.
81 Bab 6 — Kembang Lawang Gadis Rempah 82