Page 88 - Gadis_Rempah
P. 88
Terdengar langkah kaki Pak Marlan
dengan cepat mendekat. Kreeek ... Gerbang
tinggi dan besar pun perlahan terbuka. Wajah
Dinda berangsur ramah begitu melihat wajah
Pak Marlan muncul dari balik pagar. “Maaf ya,
Mbak Dinda,” ucap Pak Marlan teramat santun.
“Hehe ... biasa aja, Pak Marlan,” ucap
Dinda sambil menyalakan kembali motornya
dan melaju pelan hingga tiba tepat di depan
teras halaman rumah Arumi.
Seperti biasa setiap kali datang ke rumah
Arumi, Dinda tidak langsung masuk ke dalam
rumah meski si empunya rumah sudah
mempersilakan. Dinda lebih suka duduk dulu
di kursi taman dan menikmati air mengalir
dari air terjun buatan dan kicau burung-
burung kecil yang kerap bertengger di ranting-
ranting kenanga.
Setelah cukup puas menikmati
pemandangan dan hangat pagi di halaman
rumah Arumi, akhirnya Dinda masuk ke dalam.
Sebenarnya, Dinda lebih suka menemui Arumi
di ruang tamu saja. Menuju kamar Arumi
adalah hal yang selalu Dinda hindari. Tidak
hanya karena dia tidak nyaman memasuki
rumah mewah sebesar ini seorang diri, tetapi
juga karena harus melewati ruang-ruang yang
luas serta menaiki anak tangga yang banyak
dan berputar membuat Dinda seringkali
merasa kelelahan.
79 Bab 6 — Kembang Lawang Gadis Rempah 80