Page 84 - Gadis_Rempah
P. 84

alam baru saja membentangkan gaun panjangnya   Genap empat hari lagi, waktu tersisa
 menyelimuti Kota Surabaya. Lampu warna-warni   yang  dimilikinya  untuk  menuntaskan
 Mdengan cepat bertaburan menghiasi gedung-  berbagai desain untuk diikutkan dalam lomba
 gedung tinggi, taman-taman kota, dan sepanjang jalan kota   desain ekonomi kreatif. Arumi kerap kali
 pahlawan ini.            mengikuti lomba desain. Namun, lomba kali
                          ini begitu menguras pikiran dan energinya.
 Namun, malam bagi kota metropolitan seperti Surabaya
                          Sebanding dengan hadiah besar yang begitu
 bukanlah waktu yang tepat untuk beristirahat. Justru malam
                          diharapkannya.
 bagi sebagian warganya adalah waktu untuk memulai
 pekerjaan dan juga waktu terbaik untuk menghibur diri  Sejak  mendapat  ide  dari  restoran
 selepas penat bekerja dari pagi hingga sore hari. Mereka  vegetarian beberapa hari yang lalu, Arumi
 banyak menghabiskan waktunya untuk menikmati kuliner  nyaris tidak pernah keluar dari kamarnya.
 malam atau jalan-jalan bersama orang-orang tersayang,  Tak ada sedikit pun waktu luang dibiarkannya
 terlebih di malam Minggu seperti malam ini.  berlalu tanpa mendesain di tabletnya.

 Namun,  tidak  demikian  dengan  Arumi.  Malam  Sejak itu pula, kamar Arumi berubah.
 Minggu ini, gadis itu lebih suka menghabiskan malam di  Kamar yang nyaris seluas lapangan basket itu
 rumahnya. Lebih tepatnya di dalam kamarnya. Dua malam   yang biasanya tampak begitu rapi dan mengilap
 ini terasa begitu panjang bagi Arumi karena harus segera  seperti lobi hotel bintang empat mendadak
 menyelesaikan  desain lomba yang akan diikutinya.  berantakan. Kertas-kertas bergambar sketsa
                          bertebaran di semua sisi lantai marmernya.
 Dari jendela kupu-kupu lantai dua rumah bergaya
 arsitek Romawi kuno itu, lampu kamar Arumi terus menyala   Malam itu, kali pertama Arumi tersenyum
 hingga pagi hari tiba. Tampak Arumi terus saja sibuk di  setelah  berhari-hari  tenggelam  dalam
 belakang mejanya. Sesekali gadis itu berdiri, memandang  desainnya. Belasan kertas hasil desainnya kini
 cukup lama pada sehelai kertas yang baru saja keluar dari   telah menjadi portofolio rapi di tangannya.
 printer-nya. Lalu menerbangkannya begitu saja.  Arumi memandang bangga pada kerja kerasnya
                          mendesain tujuh hari lamanya.
 Arumi kembali duduk di kursinya lalu kembali jari-jari
 lentiknya memainkan stylus pen tabletnya. Tak terhitung  Namun, dia tidak bisa memandangnya lama.
 puluhan desain sketsa yang telah dibuatnya, dicetaknya, lalu   Hampir setiap malam sejak tujuh hari terakhir,
 diterbangkan begitu saja.  Arumi selalu tidur tengah malam. Malam ini,
                          baru pukul sembilan malam. Namun, Arumi tidak
                          mampu lagi memaksa kedua matanya terbuka.


 75  Bab 6 — Kembang Lawang                      Gadis Rempah  76
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89