Page 105 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 105

Hakikat musyaladah  seperti  yang dikatakan  Imam Al-Junaid,
          se moga A llah rnerah matinya,  " Wuj u d A/- H a q q bercama  kelen  ya p-
          arunu. Salik yang mengalami  muhadharah terikat dengan ayat-
          ayat-Nya.  Salik yang mencapai  mukasyafah dilapangkan  dengan
          sifat-sifat-Nya.  Dan salik yang memiliki musyahadah  ditemukan
          dengan Dzat-Nya. Salik yang muhadharah akalnya menunjuk-
          kannya. Salik yang mukasyafah  ilmunya  mendekatkannya.  Dan
          s alik y alrrg mu sy ahadah  ma' rifatnya  menghapu sny a."
              Tidaklah bertambah penjelasan mengenai hakikat  musya-
          hadah kecuali diperkuat dengan apa yang diutarakan  'Amru bin
          Utsman Al-Maki, semoga Allah merahmatinya. Inti ucapan yang
          disampaikannya  adalah  menerangkan bahwa hakikat  musyahadah
          adalah  cahaya-cahaya tajalli yang datang susul-menyusul  pada
          hati salik tanpa disusupi sitru dan keterputusan,  sebagaimana
          susul-menyusulnya  kedatangan  kilat. Malam yant gelap gulita
          dengan disertai kilat yang datang susul-menyusul dan sambung-
          menyambung dapat menjadikannya terang  seperti dalam  siang.
          Demikian  juga hati jika senantiasa diterangi  dengan keabadian
          tajalli, maka kenikrnatan "anugerah  siang" (kiasan tentang konti-
          nuitas anugerah keilahian dan ketersingkapan  ketuhanan dengan
          pemanjangan waktu siang hingga menjangkau  malam hari) akan
          selalu mengada, sehingga rnalam tidak lagi ada. Mereka  bersyair:
              malamht dengan  wajah-Mu
              terbitbersinar  cahaya
              kegelapannya paila manusia
              berjahn di waktu malam
                   manusin dalam  keTiekatan
                   malamyang  gelap gulita
                   sedang kami dalary  cahnya
                   siang yang terang benderang

              An-Nuri berkata, "Tidak sah musyahadah salik selama dia
          dalam keadaan hidup.  Jika  waktu pagi terbit, lampu tidak dibu-
          tuhkan lagi."
              Segolongan  ulama sufi membayangkan bahwa musyahadah
          menunjukkan  keberadaan ujung tafriqah (perpisahan,  lihat pasal
         farqu)  karena  bab mufa'alah (timbangan kata) dalam bahasa Arab
          hanya terjadi dalam penerapan di antara dua rnakna. Ini jelas

                                                 %t/L+%rtL4           9l
                                                            ".44
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110