Page 107 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 107
Ketika langit hati gelap ditutupi dengan mendung keberun-
tungan, timbullah di dalamnya lauaih (kilatan) cahaya kasyaf
(ketersingkapan hati) dal-r hunmi' (kernilau) kedekatan memantul-
kan cahaya gernerlapan. Salik pada saat mengalami sifru (ketertu-
tupan), tiba-tiba mereka menjadidekat dengan kedatangan hwaih
yant spontan. Posisirrya seperti yang digambarkan dalam syair
ini:
wahai kilat yang memantulkan
kemilauan cahaya dari arah sayap-sayap
langit mana saja yang bersinar terang
Dengan demikian, proses pertama adalah lawaih (kilatan
sinar), kemudian lawami' (kemilauan cahaya), dan akhimya tim-
bul tluwali' (terbitnya cahaya matahari). Lawaih bagaikan kilat
yang tampak hingga hilang menutup, sebagaimana ungkapan
seorant penyair:
lami b*pisah setahun
makn ketikn kami bertemu
p en gu cap an s alamny a kep a daht
adalah ucapan selamat tinggal
Wahai or ang y ang berhtnjung
dan s eberwrny a tidak berhtnjung
sealan-aknn dia mengambil npi
lalu berjalan di depan pintu rumah
den gan cepat- cepat, padahal tidaklah
berbahaya kalau dia masuk ke dalam rumah
I-awami' lebih jelas daripada lauaih. Hilangnya tidak cepat
dan kemunculannya berlangsung sekitar dua atau tiga waktu
(ukuran waktu di sini relatif, entah dalam satuan jam, hari, bulan,
atau tahun). Akan tetapi, keberadaannya seperti yang dikatakan
para penyair:
tidak sampai mata meneteskan air utajahnya
kecuali di dalam furongkongannya dengan penjaga
sebelum puasnya mendeknt
Ketika teriadi lautami' , kamu akan terputus darimu dan kamu
terkumpulkan dengannya. Akan tdtapi, cahaya siangnya tidak
Qtah+'l4d.a ?.44 93