Page 301 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 301

lalu saya melipat rahasia saya
               dan orang yang punya kerinduan
                memang se la lu diknlahlan

               Saya pemah mendengar Abu Ali Ad-Daqaq mengatakan
           bahwa yang di m akstd ir a dah adalah pedihnya kerinduan dalam
           sanubari,  sengatan yang menimpa  hati, cinta yangbemyala-nyala
           dan membakar nurani, kecemasan yant mengtedor  dindint-di"-
           ding batin, api cahaya yang menyambar kubah hati. Saya juga
           pernah dengar beliau mengatakan, "Saya  di dalam permulaan
           kerinduan  saya dalam  keadaan terbakar di tungku perapianira-
           dah. Kemudian  saya membisiki  hati saya, 'Duhai  perasaan hati
           saya, betapa pedihnya!  Apa artiiradah?"'
               Yusuf bin Husin mengatakan, "Antara Abu Sulaiman Ad-
           Darani dan Ahmad bin Abi Al-Hiwari terikat tali perjanjian.  Ah-
           mad tidak bisa membantah setiap perintah  yang diinstruksikan
           Abu Sulaiman. Suatu hari dia mendatangi Abu Sulaiman yang
           sedang  memberi  fatwa di majelisnya,  kemudian melapor, 'Se-
           sungguhnya bunga api telah berpijar, menyala,  dan membakar,
           maka apa yang engkau  perintahkan?'Abu  Sulaiman  diam tidak
           menjawab. Ahmad mengulanginya  dua kalihingga tiga kali dan
           akhimya mengatakan,'Abu  Sulaiman pergi lalu duduk di dalam-
           nya.' Seakan-akan hatinya sempit dan Abu Sulaiman lupa tentang
           Ahmad, kemudian  ingat dan mengatakan,'Lihatlah  Ahmad,  se-
           sungguhnya  dia dalam jilatan  cahaya, Dia mampu menguasai
           dirinya dengan tidak hendak menentang  perintah saya.'Kemu-
           dian mereka melihatnya,  dantiba-tiba Ahmad dalam pembakaran
           cahaya  yang tidak selembar rambutnya  pun yant terbakar.
               Dikatakan bahwa di antara sifat-sifat murid adalah cinta
           amalan-amalan sunah, ikhlas dalam memberikan  nasihat,  asih,
           sopan, dan senang  dengan kesendirian,  sabar memikul  segala
           kekerasan  h ukum, mengutamakan  pe rintah, malu terhadap suatu
           pandangan, pelimpahan tenaga dan anugerah pada apa yant
           dipe rj uangkannya  dengan penuh kecintaan,  menyonBsong se gala
           sebab yang bisa mengantarkannya  kepada-Nya, puas terhadap
           segala bentuk kelemahan, dan ketiadaan pengakuan hati akan
           ketersampaian  diri pada Tuhan.

               Abu Bakar Muhammad Al-Warraq  berkata, "Penyakit  rnu-

                                      TaCaa,e  /.L1  PaaLa.t  -  fun  S.l4  2t7
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306