Page 304 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 304

pemula, sedang murad adalah pamungkas.  Murid ditegakkan
              dengan ruta kepayahan  dan dilemparkan  di kawah conilrdimuko
              yang penuh kesulitan-kesulitan,  sedangkan  mur ad dicukupkan
              dengan perint"h yang tidak memiliki  kesulitan.  Murid adalah
              orant yang aktif dan muncul (selaku  subjek), sedangkan  murad
              adalah  orang yang diisi, diberi faedah, dan dengannya  dia
              disenangkan, Sunnatullah  bersama para perambah  jalan menuju
              Allah memiliki  bentuk yang berbeda-beda.  Masing-masing  memi-
              liki tingkatan  hukum  yang tidak sarna. Kebanyalon'mereka  diberi
              arrugerah dengan  disertai syarat mujaluilah, kemudian  mencapai
              maqam yang dekat dengan hadirat Allah setelah  mengalami  berba-
              gai kesulitan dari tahun ketahun dalam kurunwaktu yangtidak
              pendek.  Sebagian yang lain disingkap (penyingkapan  insttrisi)
              batinnya semenjak permulaan  (usia) dengan keagungan  makna-
              Nya, kemudian  mencap ar maqam  (kewalian)  yang tidak bisa dica-
              pai oleh kelompok ahtriyadhah  atanmujahadah  (kelompok  laku
              batin atau orang-orang yang banyak melakukan praktek  tirakat
              untuk melatih batin dalam penyesuaian irama kehidupan ber-
              sama Allah). Golongan ahhnyadlnh,  sebagaimana yang diielaskan
              di atas, kebanyakart dalam pencapaian maqam kewalian  dilempar-
              kan Atlah ke kawah condrodimuko  mujahadah. Penggodokan ini
              terjadi setelah  mereka memperoleh kesadaran instuisi (hakikat).
              Tujuannya  supaya  mereka memperoleh apa-apa yang terkandung
              dalam hukum  riyadhah."ts
                  Saya juga pernah  mendengar  Tuan Guru Abu Ali Ad-Daqaq
              mengatakan,  "Murid adalah orant yang menanttun&  sedang
              murad orang yang ditanttunt." Beliau juga  pernah  menielaskan
              bahwa Musa a.s. adalah seor.rnt  nabi yang menduduki  derajat
              murid. Karena itu, dalam doanya  dia mengatakan:                   I




                 sMaksudnya   bukanlah  mereka  yang kembali  pada sestratu yang
              mengeluarkan mereka  dari sifat-sifat  tercela dan mengantarkan pada
              perbuatan-perbuatan  yang menimbulkan  keriduan pada Allah. Akan
              tetapi,  yang dimaksudkan-Nya  adalah mereka yang terlemparkan
              dalam  maqam atau posisi  kerohanian yang luhurberupa  berbagai  bentuk
              mujahadah  (perjuangan  lahir batin menuju Allah),  menetapi etika, dan
              uiian di dalam hal-hal tersebut.


              2m  *&      7-/t 1*x
                                    "uryl
   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309