Page 302 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 302
rid ada tiga perkara: kawin, catatan wicara, dan lembaran-
lembaran."
"Bagaimana mungkin Tuan harus meninggalkan catatan
wicara?" tanya seorant penanya.
-Sebab akan menjadi penghalangku dari perolehan iradah?"
Hatim Al-Asham mengatakan, "lika saya melihat seorang
murid yant menghendaki selain yang dikehendakinya, maka
ketahuilah bahwa dia telah menampakkan kerendahan."
"Di antara hukum murid (ketentuan yant menetapkan men-
jadimurid) ada tiga hal: tidumya karena sangat ngantuk, makan-
nya karena sangatbutuh, dan ucapannya karena amattelpaksa,"
nasihat Muhammad Al-Kattani.
"Jika Allah menghendakimurid dengan kebaikan, maka Dia
memposisikannya dalam sikap sufi dan mencegahnya dari per-
gaulan para qari' (ahli baca AlQuran)," fatwa Al-Junaid.
Suatu hari Abu Ali Ad-Daqaq memberi wejangan pada para
santrinya. Dia mengatakan, "Akhir iradah rnengarahkan isyarat
pada Allah sehingga menjumpai-Nya bersama isyarat."
" Apu yang dimuat iradah?" tanya saya.
"Engkau menjumpai Allah dengan tanpa isyarat."
Pada kesempatan lain, Guru menegaskan, "Seorang murid
tidak akan menjadi murid hingga orang di sebelah kirinya tidak
menulisnya selama 20 tahun."
Karena itu, Abu Usman Al-Hiri menasihatkan bahwa jika
seorang murid mendengar sesuatu dari ilmu-ilmu (pemahaman)
suatu kelompok masyarakat, lalu mengamalkannya, maka demi-
kian ii'u dalam hatinya menjadi suatu hikmah sampai akhir usia-
nya, dan selama itu dia bisa mengambil manfaatnya. Seandainya
dia berbicara dengan ilmu tersebut, maka orant yang mendengar-
kannya pasti (uga) memperoleh manfaat. Dan barangsiapa men-
dengar sesuatu dari ilmu mereka, lalu tidak mengamalkannya,
maka hikayat yang diperoleh dan dijaganya akan masih tetap
terjaga, tapi kemudian hilang terlupakan. Barangsiapa iradahnya
tidak sehat dalam suatu putaran (putaran rnaqam), maka pe4a-
lanan hari tidak akan menambahnya selain kemunduran.
2tt *ala 7<y'taa **
"@el