Page 74 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 74

makn din tidak dinamal<nnhal
                   setiap yang bersifat  keadaan Ala.l)
                   mala dia pasti hilang  (bergeser)
                       I ilu tlah bay an g -bay an g
                       ketila sesuatu berlunti
                       dia selalu menj adikanny a berhtr ang
                       lcetika  sesuatu ifu memanjang
                   Sementara  kaum lain memberi isyarat tentang ketetapan dan
              kestabilan hal. Merelca mengatakan,  "Sesungguhnya lul ketika
              tidak bersifat  tetap dan berturut-turut,  maka dia disebut  kilasan
              cahaya. Pemiliknya tidak sampai pada hal. Ketika sifat itu meniadi
              kesenantiasaan,  maka dia dinamal<an lal."
                   Sedangkan Abu Utsman Al-Hiri berpendapat  bahwa apa
              yang didirikan Allah kepadaku  dalam suatu lul,laluaku fidak
              menyukainya,  maka itu menunjukkan adanya kesenantiasaan
              rida, sementara rida termasuk jumlah hal.
                   Dalam hal iniperlu dil@takan adalah seseorant yangapabila
              menunjukkan  adanya ketetapan hal, maka benar apa ya         t
              dikatakannya;  maknanya (kandung an lut) menjadi "minuman"-
              nya sehingga dia terdidik dalam makna tersebut.  Namun,  bagi
              pemiliknya ,lul iarjustru merupakan  cobaan yang tidak konstan,
              di mana pelampauannya itu akan menjadikan hal sebagai
              minumannya (tidak lagi bersifat  cobaan, tapi pakaian  atau sifat).
              ]ika  beberapa hal tersebut  masih tetap merupakan cobaan, maka
              pemilik hal akanterus mendaki ke tirpgkat beberapalal  lain yang
              lebih halus, sehingga  dia akan selalu dalam prosespendakian.




              4. AL.QABDHU  DAN AL-BASTHU



                   Dua istilah tersebut merupakan  dua keadaan  (lwl) setelah
              seorant  hamba terjauhkan (telah melampaui dalam penda-
              kiannya) dari dua keadaan  (hal) yang lain, yaitu lhauf (rasataku|
              dan  r aja' (harapan).  Al  nabdhu   (tercekam  yang melebihi ketakutan
              seorant hamba membuat dirinya seolah-olah  "teqgenggam"
              dalam bayangan  kebesaran dan ancaman  Allah) bagi seorang

              60  9e&t  K.rt.t ?l*
                                    "wl
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79