Page 75 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 75

yang telah mencapai derajat ma'rifat (al-'arifl, kedudukannya
           sama denganal-khaufbagi  seorang musta'nif  (pemula, yaitu istilah
           bagi seorang  hamba yang baru menjalani  laku batin atau mema-
           suki dunia sufi atau thariqah). Begitu juga dengan  al-basthu  bagi

           a l-' ar if ke dud u kannya se de raj at dengan ar -r a j a' b agi al -mu  s t a' nif .
                Adapun  perbedaan  antara al-qabdhu  dan al-basthu  dengan
           al-khauf dan ar-raja' terletak pada tingkat kualitas dan kuantitas
           pendakian  seorant  hamba dalam pencapaian  derajat  rru'rifstullah.
           Al-khauf rnerupakan sesuatu  yang hanya terjadi di masa yang
           akan datang. Mungkin ketakutannya(al-khaufl itu berupa kekha-
           watiran akan kehilangan  sesuatu yang dicintui.yu atau kehadiran
           sesuatu yang ditakutinya.  Demikian  pula dengan  ar-raja',  keja-
           diannya berupa keinginan  (cita-cita) akan terwujudnya sesuatu
           yang dicintainya  (diharapkannya) atau mewaspadai  (dengan
           harapan) hilangnya sesuatu  yang dibenci dan keterpeliharaan
           al-musta'  nif dari yang dibencinya.
               Sedangkan al-qabdhu  merupakan makna atau nilai spiritual
           yang terjadi  pada saat kejadiannya (bukan masa yang akan da-
           tang dan lampau, tapi sekaran9,  yailru saat sesuatu itu terjadi)
           itu berlangsung. Hal itu juga berlaku  p ada al-basthu.  Or ang y ang
           mengalami al-Wauf dan aR-raja'  , hatinya akan selalu bergantung
           dalam dua keadaan  pada sesuatu yang akan terjadi atau yang
           dimaksudkannya.  Sedangkan  orant yang mengalami al-qabdhu
           dalrr al-basthu, waktunya diambil dengan  kehadiran a l<oarid (yaitu,
           sesuatu yang datang atau kehadiran  suasana  batin yang men-
           dominasi jiwa seseorang,  seperti  rasa al-qabdhu dan al-basthu ltu
           sendiri). Dalam  proses berikutnya, sifat-sifat orang yang meng-
          alami al- qabdhu  dan al-basthu  berbeda-beda menurut  perbedaan-
          nya dalam al-hal. Barangsiapa yant kehadiran  al-warid,  maka dia
          diwajibkan menjadi   tenggaman,   namun masih tetap terbenam
          pada sesuatu  yang lain, karena  dia belum rnemenuhinya; semen-
          tara orang yang terkondisikan dalam genggaman (tercekam
          dalam ketakutan  yang sangat karena Allah), maka dia tidak terbe-
          nam (terpengaruh)  pada selain yang  "hadir"  (al-urarid)  dalam  hati-
          nya, karena keseluruhan  dirinya sudah terambil (terkuasai)
          dengan kehadiran yang  "hadir"  (berupa rasa ketakutan atau a/-
          qabdhu yant mentuasai jiwa seseorant  secara total membuatnya
          tak terpengaruh  dengan ketakutan bentuk lain selain Allah,



                                                  '74tlb+'?.t'4.1      6l
                                                             ".4.a.1
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80