Page 78 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 78
itu, diamlah di maqam al-bisath dan waspadailah kegembiraan
yang meluap (tak terkontrol)."
Ahli hakikat mengatagorikan dua keadaan, al-qabdhz dan
al-basthu sebagai bentuk tangguan (proses penyucian diri yang
mesti dilalui) yang dimohonkan kepada Allah supaya dilindungi
dari bahaya keduanya. Karena, keduanya bersandar pada apa
yang di atasnya (proses kelanjutannya) berupa lebumya diisalik
dan masuk dalam alam hakilat yang penuh krisis dan bahaya
(tipudaya hati yang amat lembut).
Imam Al-]unaid berkata, "Al-Klauf yang hadir dari Allah
menttenggamku dalam ketercekaman dan ar-raja' dari-Nya
melapangkank r (lluuf menladrkan alnabdhu dm raja' memberrtuk
al-basthu). Sedangkan hakikat mengumpulkan aku (penyatuan
diri), dan A l-Haqq memisahk a*u'(basthz) dengan raja' (berharap
karcna-Nya), maka Dia menolakku (melemparkanku) kepadaku.
]ika Dia mentumpulkanku dengan hakikat, maka Dia mengha-
dirkanku (menghadiriku). Dan jika Dia memisahkanku dengan
Al-Haqq (kebenaran Tuhan adalah Tuhan sendiri), maka Dia mem-
persaksikanku pada selainku sehingga menutupiku. Dia adalah
Allah Dzat Yang Mahaluhur, Tuhan dalam segala hal yang
menjadi Penggerakku tanpa memegangiku, juga mampu berbuat
kasar kepadaku tanpa berjinak-jinak. Saya dengan kehadiranku
merupakan selezat-lezatnya makanan akan keberadaanku. N4aka,
kelenyapanku dariku akan menjadikan kenikmatanku dan
kesimaanku menjadikan kelegaanku.
5. AL-HAIBAH DAN AL.ANASU
Posisi kedua maqam ini berada di atas derajat (maqam) al-
qabdhu dan al-basthz; sementara al-qabdhuberada di atas al-l*wuf
danal-basthz di atas tingkatan ar-raja' . Al-haibah lebih tinggi dari-
pada al-qabdhu. Al-anasu lebih sempurna daripada al-basthuz.
2Al-anasu lebih sempurna dari al-basthu. Artinya, lebih tinggi
tingkatannya. Haibah tumbuh dari al-qabdhu yang tumbuh dari khauf .
64 %t K.,/t ,a'21ru
"uul