Page 88 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 88
memperdengarkan dengan telinga batinnya pada sesuatu yang
didialogkan tentang apa-apa yang dimunaiatkan, diserukan, atau
yang dipahami kedalaman maknanya, atau isyarat-isyarat hati-
nya dan kesaksian-kesaksian ruhnya, maka dia dalam posisi
jam'u.
Saya pernah dengar Ustaz Abu Ali Ad-Daqaq/ semoga
Allah merahmatinya, berkata, "Seorang penyanyi sedang men-
dendangkan gubahan lagu-lagunya di hadapan Ustaz AbuSahal
Ash-Sha'luki. Salah satu gubahannya berbunyi: " Saya mmjadilan
(j a' altu) l<tsu cian p andan ganku lcepa da mu " . Padahal ketika itu Abul
Qasim An-Nashr Abadzisedang di situ. Maka Abu Sahal menim-
palinya, 'la'alta (engkau jadiknn),' dengan di-fatluh huruf ta'-nya.
Sementara An-Nashri Abadzi mengomen tari,' B al j a' altu (bahlcnn
alat jadikan),' dengan di-dhammah huruf ta'-nya."
Artinya, seseor:rng yant mengatakan ja'altu (aku jadikan)
dengan di-dlamah ta'-nya, hakikatnya mengabarkan tentang ke-
adaan dirinya. Seakan-akan dia mengatakan "inilah" (saya). Jika
mengatakan ja' alta (Engkau menjadikan) dengan di-fathah ta' -nya,
seakan-akan dia membebaskan dirinya dari keberadaan "terbe-
bani" (upaya). Bahkan, dia mengatakan padaMaulanya (Allah),
"Engkaulah Dzat Yang Mengkhususkanku dengan ini, bukan
saya (sendiri yang) dengan (berbagai upaya) membebaniku."
Yang pertamaberada diatas kegelisahan tuntutan (beban kewajib-
an). Yang kedua berada dengan sifat "kebebasan" (kosong atau
ketiadaan dirinya) dari kekuatan danpengakuan akan pemilikan
keutamaan dan anugerah. Perbedaan dua posisi ini juga bisa
dilihat dalam dua pemyataan doa salik. Yang pertama berdoa
"dengan kesungguhanku saya berdoa kepada-Mu" (dia dalam
maqamfarqu). Yang kedua berdoa "dengan keutamaan dan kelem-
butan-Mu saya mempersaksikan (diriku) pada-Mu" (dia dalam
maqam jam'u).
Adapun jam'ul jam'i posisinya berada di atas semua ini.
Dalam posisi demikian manusia iuga berbeda-beda tergantung
pada perbedaan keadaan dan derajat mereka. Barangsiapa mene-
tapkan (mengakui keberadaan) dirinya, berarti dia menetapkan
(kebe radaan) kemakh lukannya \far qu). |ika sem ua kesaksiannya
didudukkan bersama Al-Haqq, maka dia di alam jnrn'u. Akan
tetapi, jika dirinya disarnbar dari kesaksian kemakhlukarrnya,
74 Sqtla K4//a. qC44 ?@wl