Page 89 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 89

kemudian didamaikan dan diambilsetenap rasa yang rnenyant-
           kut keseluruhan  kemakhlukannya yang tampak, lalu dikuasakan
           padanya dari wewenang h"akikat (Al-Haqq), maka demikian itu
           dinamakan   iarn'  ul jam' i.
                Farqu adalah kesaksian untuk Allah yang berubah-ubah.
           lam'u  merupakan  kesaksian  bersama  Allah. Sedangkan  jam'ul
           jam'i merupakan  kehancuran diri (yang berkaitan) dengan
           keseluruhan  alam dan kelenyapan  rasa (yang berkaitan) dengan
           sesuatu selain Allah ketika nilai hakikat mengalahkan dirinya.
           Keadaan yang sangat mulia ini (jam'ul jam'i) oleh kaum sufi
           dinamakan   farqu  kedua. Maqam ini mengembalikan  salik pada
           keadaan slwhtoun  (sadar) ketika waktu-waktu  penunaian kewajib-
           an hadir. Kesadarannya bersamaan kehadiran  waktu dimaksud-
           kan untuk memberlakukan  baginya pelaksanaan  beberapa kewa-
           jiban tepat pada saat waktunya  tiba. Dengan demikian,  salikY.em-
           bali kepada,  untuk, dan dengan Allah, tidak untuk dan dengan
           hamba. Sehingga,  dia memungkinkan  untuk mempelajari  (meni-
           ti-niti) dirinya dalam lingkup gerakanAl-Iiloqq.  Dia menyaksikan
           tempat penampakan Dzat dan Ujud-Nya denganqudraFNya serta
           tempat aliran perbuatanperbuatan dan beberapa keadaan-Nya
           pada dirinya dengan  ilmu dan kehendak-Nya.
               Sebagian  kaum sufi menjadikan jam'u  dan    farqu  sebagai
           isyarat  (istilah) yang menunjukkan  keberadaan peran pent-
           ubahan  Al-Haqq pada keseluruhan  tingkah laku makhluk. Semua
           makhluk dari sisi pertumbuhart zat dan arus perjalanan  sifat-
           sifatnya berada dalam   tenttaman   per.rn pembolak-balikan  dan
           pengubahan Al-Haqq. Dari situ Al-Hagq membeda-bedakan
           (memisah-misahkan  atau menjadikan beberapa     far  qu) mereka
           dalam beberapa  macam.  Sebagian dibahagiakan,  sebagian lagi
           dijauhkan dan disengsarakan. Sebagian diberi petunjuk, sebagian
           lagi disesatkan dan dibutakan.  Sebagian diberi tabir penutup,
           sebagian lagi ditarik dan disingkapkan  tabir pemisahnya. Seba-
           gian dibelas-kasih  i dengan  kete rsamb ungan dirinya dengan-Nya,
           sebagian lagi dibiarkan  putus asa dan  iauh  dari rahmat-Nya.
           Sebagian dimuliakan  dengan taufiq-Nya,  sebagian lagi dicabut
           hingga  ke akarnya  ketika tercampakkan dari proses pendakian
           hakikat. Sebagian disadarkan  (shahurun),  sebagian lagi dihapus
           kesadarannya  (mahzourt). Sebatian diakrabkan,  sebagian lagi


                                                  %ttlab?anbl          75
                                                             "u4
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94