Page 92 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 92

hakikat  (penampakan  Al-Haqq) sehhgga tidak bisa menyaksikan
               hal-hal yang berubah-ubah,  baik berupa  zat, bekas-bekas,  tapak-
               tapak, catatan-catatan,  maupun reruntuhannya, maka dia   fana'
               dari makhluk dan baqa' dengan  Al-Haqq.
                    F ana' -ny a salik dari af' al y ang tercela dan ahwal yang rendah,
               dan denga n ke-fana'  - an (ketiadaa n) af' a I dart ke-fana'-an dirinya
               dari dirinya  dan keseluruhan makhluk dengan  ditandai  ketiadaan
               rasa pada dirinya sendiri dan sesuatu  yang di luar (makhluk),
               m aka dia menj a d i  ana' dar i af al, a khl ak, dan a htrt al .  lka s alik b enar  -
                                f
                                                               J
               benar  fana'  dari ketiga-tiganya,  maka tidak boleh ada sesuatu dari
               ketiga  fana'  tersebut  muncul (mengada).
                    ]ika  dikatakan seseorangfana' dari dirinya dan keseluruhan
               makhluk, maka sebenamya  dirinya masih ada dan keseluruhan
               makhluk  juga masih ada. Akan tetapi, orant yang mentalami
               demikian sudah  tidak lagi memiliki pengetahuan, rasa, dan kabar
               yang berkaitan dengan dirinya dan semua makhluk. Flakil€t
               dirinya masih ada, keberadaan  keseluruhan  makhluk  pun masih
               ada, namun dia sudah lupa terhadap dirinya dan mereka.  Dia
               tidak mampu  rnerasakan keberadaan dirinya dan semua makh-
               luk. Hal itu disebabkan  kesempumaan  (klimak) kesibukannya
               dengan sesuatu (Dzat) yang lebih tinggi dari itu semua.
                    Barangkali  kam u pemah menyaksikan  bagaimana  gambaran
               seorant pria yang masuk ke ruangan  seorant pentuasa atau raja
               yang bengis (atau yant santat berwibawa).  Tentu dia akan ke-
               bingungan  dan kehilangan  nalar. Dia tidak sadar terhadap keber-
               adaan dirinya  dan orang-orant  di maielis raja. Bagaimana  bentuk
               ruantan yang yang dimasukinya,  apa isinya, dan bagaimana  rupa
               dirinya, dia tidak tahu dan tidak mungkin mengabarkan
               perihabrya.
                      Dalam Al-Quran,  gambaran  semacam  ini pernah  diperli-
               hatkan Allah dalam kisah Nabi Yusuf a.s.

                          (rr: &tl       o+;i'#;t         '3i  j,   oi.
                                                                {:, I . 6;


                     "Maka, ketikn  wanita-uranita  itu melihatnya  (Nabi  Yusuf a.s,),
                     merekn  mengucaltkan  takbir  (takjub)  dan  (lalu)  memotortg  tangan
                     mereka  (sendiri)."  (QS.Yusuf:  31)

               7t    S<*bt f-rb1  '7b4
                                     "uel
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97