Page 100 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 100

H a d i t s   J i b r i l  | 83

            sebagian  masyarakat  kita,  mengatakan:  “Seorang  Rasul
            mendapatkan  wahyu  dan  wajib  atau  diperintah  bertabligh,
            sedangkan  seorang  Nabi  menerima  wahyu  tetapi  tidak
            diperintah  dan  tidak  wajib  untuk  bertabligh”  adalah definisi
            yang  tidak  sejalan  dengan  nash-nash  al-Qur‟an  dan  hadits-
            hadits Rasulullah.

                    Dalam ayat lain Allah berfirman:

                                              ِ
                                     ِ
                  ِِ ْ ْ وب ْ  اوناك  َِّ    َ ْ ِْ بين ْ ْ لاإ ْ  ْ  ِ ْ ْ نم  ْ مهيتْ َ ْ أي  امو ْ، ْ يلوَْ  ِ ْ ْ ف ْ لأا    َ ْ ِْ بين  ْ  ِ ْ ْ نم  انْ لسرَأ ْ ْ مكو
                                    ِ
                                               َّ
                     ُ َ
                                                                   َ
                                             َ
                                   ْ
                                                             َ َْ
                                         ََ
                                                                  ْ َ
                                                                ِ
                                                  ٙ - ٚ )      ْ:فرخزلا  ْ (  ْ نوئزه تسي
                                                             َ ُ َْ َ
                                                                   ْ
                  “Alangkah  banyak  Nabi-Nabi  yang  telah  Kami
                  utus  kepada  umat-umat  terdahulu.  Dan  tidak  ada
                  seorang  Nabi-pun  yang  datang  kepada  mereka
                  kecuali mereka selalu memperolok-oloknya”. (QS.
                  az-Zukhruf:  6-7).
            Ayat  ini  dengan  jelas  memberikan  pemahaman  bahwa  para
            Nabi  wajib  melakukan  tabligh.  Yaitu  wajib  menyampaikan
            apa  yang  diwahyukan  oleh  Allah  kepada  mereka  bagi
            segenap  umat.  Selain  dua  ayat  ini,  masih  banyak  ayat-ayat
            lainnya  yang  menunjukan  hal  tersebut.  Seperti  di  antaranya
            dalam QS. al-Hajj: 52, QS. Saba‟: 34, dan lainnya.

                    Inilah  keterangan  tentang  perbedaan antara Nabi dan
            Rasul  yang  telah  ditegaskan  oleh  para  ulama  Muhaqqiqin,
            seperti  al-Imam  Abu  Manshur  al-Baghdadi  dalam  Kitab
            Ushuluddin , al-Imam al-Baidlawi dalam Tafsir al-Baidlawi , al-
                      22
                                                                     23

                  22 ْ  Kitab Ushuliddin, h. 154
                  23 ْ Tafsir al-Baidlawi,  j. 4, h. 57
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105