Page 99 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 99
82 | H a d i t s J i b r i l
manyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada para Nabi dan
para Rasul dari kalangan manusia.
Seperti halnya para Rasul, para Nabi juga diperintah
untuk bertabligh. Artinya diperintah untuk menyampaikan
apa yang diwahyukan oleh Allah kepada mereka bagi
segenap manusia. Dengan demikian bukan hanya para Rasul
saja yang wajib bertabligh, tapi juga para Nabi. Inilah
pemahaman yang sesuai dengan nash-nash al-Qur‟an dan
hadits-hadits Rasulullah. Karena di antara hikmah
diangkatnya seseorang menjadi Nabi adalah untuk
menyebarkan petunjuk yang ia terima kepada umat. Banyak
sekali ayat-ayat al-Qur‟an yang menunjukan bahwa para Nabi
diperintahkan untuk bertabligh. Di antaranya firman Allah:
ِ
ٍ ِ
ِ
ْ ْ ءارَّضلاو َ ْ ْ ءاسْ أبْ ِ ْ لاب اهَ لىَأ ْ انْ ذخَأ ْ َِّ ْ ْ لاإ َ ْ ِْ بين ْ ْ ْ نم ْ ةير ق َ ِ ْ ْ ف ْ انْ لسرَأ ْ امو
َّ
َ ْ
َ َ
َْ
َ َ
َ َْ
ََ
َّ
) ْ ٜٗ ْ:فارعلأا( ْ ْ نوعرَّضي ْ ْ مهلعَ ل
َّ
َ ُ َ
ْ ُ َ
“Kami (Allah) tidak-lah mengutus seorang Nabi-
pun kepada suatu negeri, (lalu penduduknya
mendustakan Nabi itu) melainkan kami timpakan
kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan
supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri”.
(QS al-A‟raf: 94)
Makna “al-Irsal” (pengutusan) terhadap seorang Nabi yang
disebutkan dalam ayat di atas artinya pengutusan untuk
bertabligh dan menyeru kepada segenap umat untuk
menyembah Allah.
Dari sini kita dapat tarik kesimpulan bahwa sebagian
definisi tentang Nabi dan Rasul yang berkembang di