Page 235 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 235

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 233

                 Allah memiliki keserupaan bagi-Nya, padahal itu adalah suatu
                 yang  mustahil.  Karena  Allah  sendiri  telah  menafikan  adanya
                 keserupaan dari diri-Nya”.

           2.  Pembahasan bahwa alam (segala sesuatu selain Allah) adalah
               baru (Hâdits)
                  Pembahasan  tentang  kebaruan  alam  adalah  di  antara
           beberapa  tema  sentral  dalam  perdebatan  antara  Ahlussunnah  Wal
           Jama’ah  dengan  para  filosof.  Terkecuali  kaum  filsafat,  hampir
           seluruh firqah dalam Islam sepakat bahwa alam atau segala sesuatu
           selain  Allah  adalah  baru,  memiliki  permulaan.  Konsensus  ulama
           Ahlussunnah tentang kebaruan alam ini dapat kita temukan dalam
           kitab al-Farq Bain al-Firaq karya Abu Manshur al-Baghdadi, al-Milal
           Wa  al-Nihal  karya  al-Syahrastani,  at-Tabshîr  Fi  ad-Dîn  karya  al-
           Isfirayini, dan berbagai karya lainnya.
                  Adapun kaum filsafat dalam masalah ini terbagi kepada dua
           kelompok.  Kelompok  pertama  adalah  kaum  filsafat  terdahulu  (al-
           Falâsifah  al-Mutaqaddimûn),  mereka  berpendapat  bahwa  alam  ini,
           baik  materi-materinya  (al-Afrâd)  maupun  jenis-jenisnya  (al-Ajnâs)
           adalah  qadîm.  Menurut  mereka  pengertian  “qadîm”  di  sini  adalah
           bahwa  alam  tersebut  ada  tanpa  permulaan,  artinya  --menurut
           mereka-- alam ini azali sebagaimana Allah azali, tanpa permulaan.
                  Kelompok  kedua  adalah  kaum  filsafat  kontemporer  (al-
           Falâsifah  al-Muta’akhirûn).  Mereka  berpendapat  bahwa  alam  ini
           hanya qadîm dari segi jenis-jenisnya saja, adapun materi-materinya
           tidak  qadîm.  Manusia  misalkan,  menurut  kelompok  ke  dua  ini,
           materinya;  yaitu  tubuhnya  adalah  baru,  tetapi  jenis  manusia
           tersebut;  yaitu  kemanusiaan,  adalah  qadîm.  Mereka  mengatakan
           bahwa  ke-qadim-an  ini  berlaku  bagi  seluruh  jenis  komponen  dari
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240