Page 236 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 236

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 234

           alam  ini;  manusia,  binatang,  tumbuh-tumbuhan,  dan  lain
           sebagainya.  Kesimpulannya,  menurut  mereka  setiap  komponen
           alam ini adalah qadim dari segi jenisnya, dan hanya baru dari segi
           materinya saja.
                  Di  antara  para  filosof  pada  barisan  pertama  adalah
           Aristoteles,  Sokrates,  Plato,  dan  lainnya.  Sementara  kelompok
           kedua, di antara mereka adalah orang-orang yang mengaku sebagai
           orang Islam, bahkan mereka mengatakan bahwa pendapat mereka
           tersebut adalah keyakinan dalam Islam, seperti Ibn Sina, al-Farabi,
           dan Ibn Taimiyah, dan lainnya    245 .

                 245  Ibn Taimiyah menyebutkan keyakinannya bahwa alam ini qadim dari segi
           jenisnya  dalam  tujuh  karyanya.  Yaitu;  Muwâfaqat  Sharîh  al-Ma’qûl  Li  Shahîh  al-
           Manqûl, Minhâj as-Sunnah an-Nabwiyyah, Kitâb Syarh Hadîts an-Nuzûl, Kitâb Syarh
           Hadîts ‘Imrân Ibn Hushain, Kitâb Naqd Marâtib al-Ijmâ’, Majmû’ah at-Tafsîr Min Sitt
           Suwar  dan  Kitâb  al-Fatâwâ.  Kepastian  bahwa  ini  benar  sebagai  keyakinan  Ibn
           Taimiyah  juga  dikuatkan  oleh  pernyataan  para  ulama  yang  hidup  semasa
           dengannya atau yang hidup dekat dengan masanya.
                 Kontroversi Ibn Timiyah tidak hanya dalam masalah di atas. Tetapi dalam
           banyak  masalah  yang  telah  menjadi  konsensus  para  ulama.  Dan  inilah  yang
           kemudian  menjadi  polemik  hebat  antar  pengikutnya  dengan  para  ulama
           Ahlussunnah.  Di  antaranya  kontroversinya  sebagai  berikut;  (1)  Ia  mengatakan
           bahwa alam ada bersama Allah tanpa permulaan. (2) Mengatakan bahwa Allah
           adalah  Jism/benda  bertempat  di  atas  arsy.  (3)  Mengatakan  bahwa  Kalam  Allah
           berupa  huruf  dan  suara,  dan  bahwa  Allah  berkata-kata  kemudian  diam,  sesuai
           dengan  apa  yang  Dia  kehendaki.  (4)  Mengatakan  bahwa  Allah  bergerak,  turun
           dan  naik.  (5)  Mengatakan  bahwa  Allah  memiliki  tempat  dan  arah,  dan  bahwa
           Allah duduk. (6) Mengatakan bahwa neraka akan punah, dan bahwa siksa neraka
           terhadap  orang-orang  kafir  akan  habis.  (7)  Mengatakan  bahwa  tawassul  dan
           tabarruk  dengan  para  nabi  dan  orang-orang  saleh  adalah  perkara  haram.  (8)
           Mengatakan  bahwa  pergi  untuk  tujuan  ziarah  ke  maqam  Rasulullah  adalah
           perjalanan maksiat, dan tidak boleh mengqashar shalat karenanya.
                 Di antara ulama yang menyerang dan membantah Ibn Taimiyah, baik yang
           hidup  semasa  dengannya  atau  yang  datang  sesudahnya  adalah  al-Qâdlî
           Badruddin ibn Jama’ah, al-Qâdlî Kamaluddin az-Zamalkani, al-Hâfizh al-Mujtahid
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241