Page 352 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 352
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 350
menemukan pernyataan-pernyataan yang berkesan “nyeleneh”.
Dengan hanya membaca dan menganalisa dua poin pertama dari
risalah ini, kita sudah sudah dapat memastikan bahwa sosok Ibn
Arabi adalah sosok yang benar-benar lurus.
Poin pertama di bagian awal adalah wasiat takwa. Ini adalah
wasiat tertinggi dalam ajaran Islam. Wasiat yang sangat ditekankan
oleh Allah kepada para hamba-Nya dalam banyak ayat-ayat al-
Qur’an. Wasiat ini pula yang ditekankan oleh Rasulullah kepada
para sahabat dan umatnya secara umum. Demikian pula wasiat ini
yang selalu disampaikan oleh para ulama kepada kaum muslimin
tanpa terkecuali. Hal ini karena takwa adalah citra tertinggi derajat
hamba-hamba saleh. Dan karenanya dalam banyak ayat al-Qur’an
sering kali berulang kalimat “La’allakum Tattaqûn” setelah
penyebutan amalan-amalan ibadah dengan berbagai macamnya.
Wasiat takwa ini kemudian diikutkan dengan wasiat untuk
berpegang teguh dengan syari’at, memelihara ajaran-ajaran-
ajarannya dan mempelajari ilmu-ilmu agama. Adakah sesuatu yang
lebih penting dari wasiat semacam ini?! Karena memang tidak ada
jalan lain untuk mendapatkan keselamatan di akhirat kecuali
dengan menempuh jalan ini.
Poin kedua Ibn Arabi menyatakan dalam wasiatnya bahwa
ajaran tasawuf dibangun di atas al-Qur’an dan Sunnah, kelapangan
hati, kedermawanan, menyebarkan pertolongan, kesabaran di atas
segala kesulitan dan sikap pemaaf atas segala kesalahan-kesalahan
saudara kita. Dari sini dapat kita tarik benang merah. Dengan hanya
manuliskan “bahwa tasawuf dibangun di atas al-Qur’an dan
Sunnah…”, adakah jalan yang lurus dari pada tuntunan keduanya?!
Tidak cukupkah bagi mereka yang berburuk sangka kepada Ibn
Arabi untuk menghentikan tuduhan-tuduhannya saat beliau