Page 355 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 355
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 353
yang halal. Keduanya, baik ar-Rîsy maupun al-Libâs adalah pakian-
pakaian zhahir.
Kemudian Ibn Arabi menjelaskan bahwa pakian zhahir dan
pakian bathin memiliki kesamaan dalam banyak hal. Jika pakaian
zhahir dilepas maka akan tampak aib manusia, demikian pula jika
pakian batin dilepas juga akan tampak aib yang ia miliki. Jika
pakaian zhahir memiliki dapat menutupi aurat-aurat fisik manusia,
demikian pula dengan pakian takwa, ia dapat menutup aurat-aurat
yang berada pada wilayah batinnya. Kemudian jika pakaian zhahir
dipakai dengan niat yang tidak baik, seperti untuk tujuan sombong,
riya’, agar dipuji orang lain atau niat buruk lainnya maka orang
yang memakai pakian semacam ini adalah orang yang tercela dan
tidak memiliki nilai. Demikian pula dengan pakian batin, jika
diniatkan untuk tujuan-tujuan tersebut maka orang ini bukan
seorang sufi sejati dan bukan seorang yang bertakwa, bahkan ia
seorang yang tercela dan tidak memiliki nilai.
Pakaian zhahir dan pakain bathin inilah yang hendak
disatukan oleh para ulama sufi. Demikian pula dengan hiasan-
hiasan dari kedua pakaian tersebut. Dengan demikian mereka
berharap mendapatkan kebikan dua pakian sekaligus. Dari sini
kemudian turun-temurun di antara mereka pakian fisik yang
disebut “al-Khirqah”, atau pakian fisik lainnya. Disamping sudah
tentu nilai-nilai yang terkandung dibalik pakian tersebut diwariskan
di antara mereka secara turun-temurun. Dari sini pula kemudian
dikenal identitas kaum sufi dari komunitas-komunitas lainnya.
Karena seorang yang memakai sebuah “pakian tertentu” dapat
menunjukkan identitas pemakainya.
Simak tulisan Ibn Arabi berikut ini: