Page 410 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 410
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 408
serahkanlah kepada Allah [tafwîdl] dan yakinilah akan
kesucian-Nya”.
Dua metode untuk memahami teks-teks mutasyâbihât tersebut
adalah:
1. Metode mayoritas ulama Salaf, yang dikenal dengan metode
tafwîdl. Yaitu mengimani segala apa yang datang dari teks-
teks mutasyâbihât dengan meyakini bahwa Allah sama sekali
tidak menyerupai makhluk-Nya. Metode ini disebut juga
dengan Ta’wîl Ijmâli, karena pada hakikatnya metode ini
memalingkan makna zhahir sebuah lafazh, hanya saja
dengan tanpa menentukan makna tertentu bagi lafazh
tersebut. Kata “yad” misalkan, dalam firman Allah
“Yadullâh…” QS. al-Fath: 10, tidak diambil makna zhahirnya
yang berarti “tangan yang tersusun dari jari-jemari, daging,
darah, dan lainnya”. Ketika makna zhahir tersebut
dihindarkan dari pemahaman teks maka pada dasarnya
inilah yang dimaksud dengan pengertian takwil, hanya saja
tidak dengan menentukan makna tertentu bagi makna “yad”
tersebut. Inilah yang dimaksud dengan metode tafwîdl atau
Ta’wîl Ijmâli.
2. Metode mayoritas ulama Khalaf, yang dikenal dengan
metode Ta’wîl Tafshîli. Yaitu memalingkan teks mutasyâbihât
dari makna zhahirnya dengan menentukan makna tertentu
bagi teks tersebut yang masih dalam kandungan makna-
makna teks itu sendiri. Seperti kata “Istawâ” dalam firman
Allah “ar-Rahman ‘Ala al-‘Arsy Istawâ…”. QS. Thaha: 5. Kata
“Istawâ” ini tidak boleh dipahami sesuai makna zhahirnya
yang berarti bersemayam atau bertempat. Karena makna