Page 438 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 438
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 436
manapun orang tersebut berada. Karena bila ayat-ayat semacam ini
dipahami dalam makna zhahirnya maka antara satu ayat akan
saling bertantangan dengan ayat-ayat al-Qur’an lainnya.
Makna yang dimaksud dari firman Allah QS. Al-Hadid: 4 di
atas adalah bahwa Allah mengetahui segala apa yang diperbuat
manusia. Artinya, bahwa manusia tidak dapat merahasiahkan
apapun terhadap Allah. Kata “Ma’akum” dalam ayat tersebut adalah
dalam pengertian “Ma’iyyah al-‘Ilm”, bukan dalam makna Ma’iyyah
al-Dzât. Penafsiran seperti ini sebagaimana telah dikutip oleh Imam
al-Baihaqi dalam kitab al-Asmâ Wa ash-Shifât dari Imam Sufyan ats-
Tsauri 413 .
Dalam konteks tertentu, kata “Ma’a” dalam bahasa Arab
dapat pula bertujuan bagi makna “Pertolongan dan pemeliharaan”.
Seperti dalam firman Allah:
ِ
ِ
ِ
َّ
َّ
) 421 :لحنلا( نونسمُ مه نيذلاو اوقَّ تا نيذلا عم َّ للَّا َّ نإ ِ
َ
ْ
َ ْ
َ َ َ
َ ُ ُْ ُ َ
َ
Artinya bahwa Allah memberikan pertolongan-Nya dan
pemeliharaan-Nya terhadap mereka yang bertakwa dan yang
berbuat baik. Makna ayat ini sama sekali bukan dalam pengertian
bahwa Allah menyatu dengan orang-orang yang bertakwa, atau
dalam pengetian hulûl dan ittihâd. Para ulama Ahlussunnah
menetapkan konsensus (Ijma’) bahwa siapa yang memahami ayat
ini dalam pengertian hulûl dan ittihâd; artinya bahwa Allah menyatu
dengan tubuh makhluk-Nya maka orang tersebut telah menjadi
kafir, keluar dari Islam. Karena Allah Maha Suci dari sifat menyatu,
menempel, terpisah dengan jarak, dan dari sifat-sifat makhluk
413 al-Baihaqi, al-Asmâ…, h. 427