Page 119 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 119
Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid | 117
ketundukan dan perendahan diri. Melainkan maksudnya ialah
bahwa Rasulullah adalah sebab untuk tercapainya maksud dan
tujuan, atau bahwa Rasulullah adalah sebab untuk memperoleh
berkah dari Allah. Bukankah Allah telah mengaitkan segala sebab
dengan segala akibatnya?! Inilah yang dimaksud ayat QS. Maryam:
19 di atas, bahwa Allah menjadikan Jibril sebagai sebab bagi
adanya Nabi ‗Isa sebagai anak bagi Maryam. Walaupun Allah
kuasa untuk memberikan anak kepada Maryam tanpa lewat sebab,
namun Allah telah mengaitkan segala sebab dengan akibatnya.
Dengan demikian ketika seorang muslim mengatakan
bahwa seorang Nabi atau seorang wali Allah sebagai wasithah,
maksudnya adalah dengan pengertian sebab. Artinya dengan
sebab Nabi atau wali tersebut semoga Allah mengabulkan segala
keinginan dan segala harapan. Penetapan Wasithah di sini tidak
boleh dipahami dalam pengertian bahwa Allah membutuhkan
penolong atau pembantu (al-Mu‟in wa al-Musa‟id). Karena orang
yang berkeyakinan bahwa Allah membutuhkan kepada bantuan,
atau berkeyakinan bahwa Allah tidak kuasa dengan sendiri-Nya
dalam mewujudkan kehendak-Nya tanpa bantuan seorang nabi,
wali atau Malaikat, maka orang ini telah berbuat syirik dan telah
menjadi kafir.
Kesimpulan dari makna ibadah adalah:
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ْة يِ بو برْ داقتعاْ وَأْ ِ عوضْ نخاوْ ِ عوشْ نخاْ ةَاغْ ىصقَبْ ناي ت ْ لإا
َ
ْ
ُ ْ َ
ُْ ُ
ْ ُ ُ
ُُْ ُ َ ْ
ْ
َ
َ
َ
ِ ٍ
ٍ
ِِ
ِ ِ
ِ
ِ
ْوثادحإْيَأْءىهْقْ لخكْاهصئاصخْنمْءىهْوَأْوَ لْ ِ عوضخمْ لا
َ
َ
َ ْ ُ
َ
َ
ُْ ْ َ
َ َ ْ
َ ْ ْ
ْ
ْ
ِ
ِ
ِ ٍ ِ
ِ
ِ ُّ ِ
ْذوف نوْ ِ رُّ ضلاوْ ِ عف نلباْ للاقتساوْ بو نذلاْ ةر َ ْ فغموْ مدعْ لاْ نم ِ
ْ
ُ
ُُ
َ ْ
ْ
ََ
ْ َ ّ َ
َ َ َ
ْ َ
ْ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ ِ
ِ
ْنَأْاهتَ لجْنمْ،هوجوْاَ وذْة يِ بو برلاْىوعدْ نَ لأْكلذِْ و َ َضوْةئ يشمْ لا
ْ
ُّ
َ ُْ
ْ
ْ َ
َ
ٌُْ ُ َ
ُْ
ْ
َ
َْ َ
َ