Page 138 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 138
136 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid
ْناكْنإوْ،نداعلاْقوفْاللْنأْىلعْفلنخاْروهجو"ْ:ْ)ليق (
ْنولوقَ ْ وْمبهولقبْنودقتعَْمهفْةهلجاْظفلبْظفلَْلاْمىدحأ
ْ ىاْ."قوفْمبهرْمهتنسلب
“Mayorits Khalaf di atas keyakinan bahwa Allah berada di
atas alam. Walau tidak ada seorang-pun dari mereka yang
mengatakan dalam masalah ini dengan kata “arah” (artinya
di arah atas), tetapi mereka meyakini dengan hati mereka
dan mengucapkan dengan lidah mereka bahwa Tuhan
mereka ada di atas”.
Sebenarnya dalam catatan Ibnu Taimiyah di atas ada
keganjilan. Ia mengatakan “Wa in kana ahaduhum la yalfazhu bi
Lafzh al-jihah” (Walau tidak ada seorang-pun dari mereka yang
mengatakan dalam masalah ini dengan kata “arah” (artinya di arah atas),
tapi ia sendiri mengatakan: “wa yaqulun bi alsinatihim” (dan
mengucapkan dengan lidah mereka). Dua ungkapan yang nyata
kontradiktif.
Sementara dalam ar-Risalah at-Tadmuriyyah, Ibnu
Taimiyah menuliskan:
ْدوجومْءيهْانهأْةهلجباْدَرتأْ؛ةهلجاْىفنْنهدْلاقيقْ:ْ)ليقْ(
ْءاروْامْةهلجباْدَرتْمأْ،تاقولخهداْفيْلاخادْسيلْللهافْ؟قولًس
ْ ىاْ.تاقولخمللْنَابمْنداع لاْقوفْاللْنأْبَرْلافْ؟نداعلا
“Maka dibantah terhadap pendapat orang yang menafikan
arah (jihah) --dari Allah--: “Apakah yang engkau maksud
dengan arah adalah sesuatu yang ada dan sebagai makhluk?
Jika maknanya demikian maka Allah tidak di dalam
alam/para makhluk ini. Atau kalau engkau bermaksud