Page 136 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 136

134 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

                  Jahmiyyah;  orang-orang  yang  mengingkari  sifat-sifat
                        58
                  Allah” .
                   Juga  dengan  dasar  teori  tauhid  al-Asma  wa  al-Sifat  pula
            Ibnu  Taimiyah  kemudian  meyakini  bahwa  Allah  memiliki  hadd
            (ukuran).  Sebagaiman  ia  tulis  dalam  karya-karya-nya,  seperti;
            Muwafaqah  Sharih  al-Ma‟qul  Li  Shahih  al-Manqul,  j.  2,  h.  29-30,
            Bayan Talbis al Jahmiyyah, j. 1, h. 111, h. 427, h. 433 dan h.  445.
                   Simak  tulisan  Ibnu  Taimiyah  dalam  karyanya  berjudul
            Muwafaqah  Sharih  al-Ma‟qul  Li  Shahih  al-Manqul,  ia  mengutip
            ungkapan-ungkapan  sekaligus  membenarkan  Abu  Sa-id  ad-
            Darimi al-Mujassim (seorang sesat yang berkeyakinan Allah sebagai
            jism/tubuh/benda), berkata:
                 ْفيْاللْنأْنَرفاكلاوْيملسهداْنمْةملكلاْتقفتاْدقوْ؛ْ)ليق(

                 ْتحْ ،وبااصأوْ لاضلاْ يسَرهداْ لاإْ كلذبْ هودحوْ ،ءامسلا

                 ْبيصلاْنزحأْاذإْكلذْاوفرع ْ دقْثنمحاْاوغلبَْندْنَذلاْنايبصلا

                 ْلكوْ،اىاوسْامْنودْءامسلاْفيْهوعدَوْوبرْهذإْهدَْعفرَْءيه


                                       . ْ  ىا ْ      ةيمهلجاْنمْملعأْوناكبموْللهباْدحأ

                  “Dan  telah  sepakat  (satu  kata)  seluruh  orang-orang  Islam
                  dan orang-orang kafir bahwa Allah berada di langit. Mereka
                  semua  menetapkan  batas  bagi-Nya  di  sana.  Kecuali  al-
                  Marisi; orang sesat dan para pengikutnya. Hingga anak kecil
                  yang  belum  dewasa  sekalipun  telah  mengetahui  keyakinan
                  itu.  Bisa  seorang  bayi  sedih  karea  sesuatu  maka  ia  akan
                  mengangkat  tangannya  kepada  Tuhan-nya,  memohon
                  kepada-Nya ke arah langit, bukan kearah manapun. Dan


                     58   Ibnu Taimiyah, Muwafaqah Sharih al-Ma‟qul, j. 2, h. 4-5
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141