Page 131 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 131
Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid | 129
ٍ
ْنإوْوتردقوْوتئيشبمْملكتَْونأْعمْوًدقْوملاكفْذئنيحو ْ؛ْ)ليق(
ْتوصْمدقْكلذْنمْمزلَْلاوْتوصبْملكتَوْيدانَْونإْليق
ْوتئيشبمْ ليٍصلإاوْ ناءرقلاوْ ةاروتلباْ ملكتْ دقْ ناكْ اذإوْ ،يعم
ْءابلاْعونْناكْنإوْ،يسلاْلبقْءابلباْملكتَْنأْعنتٍدْندْوتردقو
ْةنيعهداْيسلاوْةنيعهداْءابلاْنوكَ ْنأْمزلتسَْندْاٍددقْيسلاو
ً
ْ .يعلاوْعونلاْيبْقرفلاْنمْملعْاهدْةٍددق
“Dengan demikian maka Kalam Allah Qadim (tidak
bermula), padahal Dia berbicara dengan kehendak-Nya dan
kuasa-Nya. Dan ketika dikatakan bahwa Dia menyeru dan
berbicara dengan suara, namun itu tidak melazimkan
(mengharuskan) bahwa materi suara itu Qadim. Karena itu,
ketika dikatakan bahwa Dia berbicara dengan (lafazh-
lafazh) Taurat, al-Qur‟an, dan Injil dengan kehendak-Nya
dan kuasa-Nya maka tidak tercegah (artinya boleh jadi)
bahda Dia Allah berbicara dengan huruf ba‟ sebelum huruf
sin. Dan ketika dikatakan bahwa ba‟ dan sin itu Qadim
(tidak bermula) namun itu tidak melazimkan
(mengharuskan) bahwa materi huruf ba dan sin itu sebagai
seuatu yang Qadim, oleh karena telah jelas adanya perbedaan
55
antara jenis dan materi” .
55 Ibnu Taimiyah, Risalah fi Shifat al-Kalam, h. 51. Lihat pula h.
54. Ulama Ahlussunnah Wal Jama‘ah sepakat bahwa alam (segala
sesuatu selain Allah) adalah baharu, baik jenis-jenis maupun materi-
materinya. Sementara Ibnu Taimiyah menyalahi kesepakan ulama ini, ia
berpendapat bahwa alam baharu dari segi materinya saja, adapun
jenisnya qadim; tidak bermula. Pendapat Ibnu Taimiyah ini ia catatkan
dalam banyak karya-karyanya sendiri, seperti Muwafaqah Sharih al-Ma‟qul
Li Shahih al Manqul 1/64, 1/245, 2/75, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah