Page 191 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 191
Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid | 189
mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari
semalam”.
Kemudian dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam
hadits yang lima, yang juga hadits ini dishahihkan oleh Ibn
Hibban, bahwa suatu ketika seorang baduy memberitakan kepada
Rasulullah bahwa ia telah melihat hilal (bulan sabit tanda masuk
awal bulan). Lalu demi mendengar berita baduy ini Rasulullah
menyuruh orang-orang Islam untuk berpuasa di keesokan
harinya. Dalam hadits ini Rasulullah tidak meminta ikrar dari
baduy tersebut kecuali dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat.
Ini artinya, bila benar apa yang dipropagandakan Ibnu
Taimiyah dan para pengikutnya bahwa tauhid terbagai kepada
Uluhiyyah dan Rububiyyah maka berarti Rasulullah hanya menyeru
terhadap orang-orang musyrik tersebut kepada tauhid Uluhiyyah
saja, dengan alasan bahwa mereka semua telah meyakini tauhid
Rububiyyah?! Juga berarti di atas dasar keyakinan Ibnu Taimiyah ini
Rasulullah saat itu berkata sahabat Mu‘adz ibn Jabal: ‖Ajaklah
mereka untuk bertauhid Uluhiyyah saja, bukan kepada tauhid
Rububiyyah‖?! Juga berarti, seharusnya Rasulullah berkata kepada
orang baduy yang telah melihat hilal tersebut ‖Adakah engkau
telah berkeyakinan tauhid Uluhiyyah‖?!
(Tujuh): Tidak ada Pembagian Tauhid Dalam al-Qur‘an.
Dalam al-Qur‘an, kitab Allah yang sedikitpun tidak mengandung
kebatilan selamanya, tidak ada perintah dari Allah terhadap para
hamba-Nya untuk bertauhid Uluhiyyah. Tidak ada firman Allah
mengatakan kepada mereka: ‖Kalian harus bertauhid Uluhiyyah
karena tauhid Rububiyyah yang ada pada kalian tidak cukup‖.
(Delapan): Sesungguhnya yang disebutkan dalam al-
Qur‘an adalah perintah Allah kepada para hamba-Nya untuk