Page 193 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 193
Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid | 191
sama, dalam penggunaannya satu atas lainnya dapat saling
menempati. Bukti untuk ini sangat banyak di dalam al-Qur‘an,
demikian pula dalam banyak hadits-hadits Rasulullah. Di
antaranya dalam al-Qur‘an Allah berfirman:
ِ
ِ
ِ
ِ
ْمُ كلب قْ نمْ نَذلا ْ وْ مُ كقَ لخْ يذلاْ مُ ك برْ اودبعاْ سا نلاْ اهُّ ََأيَ
َ
ُ ْ
َ َ
َ َ
ُ
ْ ْ
َ ْ
ُ َ
ُ
َ
) ٕٔ ْ:ةرقبلا ْةروس (
”Wahai sekalian manusia sembahlah oleh kalian akan
Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-
orang sebelum kalian”. (QS. Al-Baqarah: 21).
Di atas dasar keyakinan sesat Ibnu Taimiyah yang membagi
tauhid kepada Uluhiyyah dan Rububiyyah, dan bahwa menurutnya
semua manusia tanpa kecuali telah mengakui tauhid Rububiyyah
hanya saja mereka tidak mengetahui tauhid Uluhiyyah saja; maka
berarti firman Allah di atas, menurutnya salah, karena seharusnya
dengan dua redaksi; ”U‟budu Rabbakum” dan ”U‟budu Ilahakum”.
Lalu dalam ayat lain Allah berfirman:
ِ
ِ ِ
ِ
ِِ ِ
) ٕ٘ٛ ْ:ةرقبلا(ْوبرْفيْميىار بإْجاحْيذلاْ َ هذإْر تَْ ندَأ
َ
َ
َ َْ
َ ْ
َّ
“Tidak engkau mengetahui (wahai Muhammad) orang yang
berhujjah dengan Ibrahim tentang Rabb-nya”. (QS. Al-
Baqarah: 258)
Pada ayat ini, menurut keyakinan sesat Ibnu Taimiyah, seharusnya
Allah juga menggunakan dua redaksi, tidak hanya ‖fi Rabbihi‖,
tetapi juga harus dengan ‖fi Ilahihi‖, oleh karena menurutnya
Namrud telah mengetahui tauhid Rububiyyah, ia hanya tidak
mengetahui tauhid Uluhiyyah saja?! Dengan demikian, menurut
Ibnu Taimiyah seharusnya Allah juga berfirman: ”Tidak engkau