Page 198 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 198

196 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

                  mereka  dengan  ayat-ayat  Kami  adalah  orang-orang  yang
                  inkar”. (QS. Fush-shilat: 15).

            Perhatikan,  dalam  ayat  ini  disebutkan  bahwa  kaum  ‘Ad  telah
            mengetahui  Allah  yang  telah  menciptakan  mereka,  namun
            demikian  mereka  oleh  Allah  disebut  sebagai  orang-orang  yang
            inkar.  Adakah  orang-orang  seperti  mereka  disebut  sebagai  ahli
            tauhid  setelah  Allah  menetapkan  bahwa  mereka  orang-orang
            kafir?!  Na‟udzu  billah.  Orang-orang  berakal  sehat  tidak  akan
            pernah mengatakan kesesatan semacam ini.

                    Lalu  Fir‘aun,  seorang  yang  jelas-jelas  mengaku  dirinya
            tuhan,  seperti  yang  difirmankan  Allah  bahwa  ia  berkata:  ”Ana

            Rabbukumul A‟la” )QS. An-Nazi‟at: 24( “Aku adalah tuhan kalian
            yang  maha  agung”.  Dalam  ayat  lain  disebutkan  bahwa  Fir‘aun
            berkata:  ”Yaa  Ayyuhal  Mala-u  Maa  ‟Alimtu  Lakum  Min  Ilahin
            Ghairi”  (QS.  Al-Qashash:  38)  “Wahai  sekaian  manusia  aku  tidak
            mengetahui adanya tuhan bagi kalian selain diriku”.

                   Dalam  ayat  lain  disebutkan,  di  hadapan  orang  banyak
            Fir‘aun  mengolok-olok  nabi  Musa  dengan  mengatakan:  ”Inna
            Rasulakumulladzi  Ursila  Ilaikum  Lamajnuun”  (QS.  Asy-Syu‟ara:  27)
            “Sesungguhnya rasul kalian yang diutus kepada kalian adalah benar-benar
            orang gila”. Dalam ayat lain disebutkan, tentang  betapa besarnya
            kufur Fir‘aun hingga ia bertanya kepada nabi Musa tentang siapa
            Allah:  ”Wa  Maa  Rabbul  Aalamiin?”  (QS.  Asy-Syu‟ara:  23).
            Perhatikan, dalam ayat ini mempergunakan kata ”Rabb”. Lalu nabi
            Musa  menjawab  pertanyaan  Fir‘aun  dengan  mengatakan:
            ”Rabbussamaawaati  Wal  Ardl  Wa  Maa  Bainahumaa”  (QS.  Asy-
            Syu‘ara: 24) “Dia Allah Tuhan seluruh langit dan bumi serta segala apa
            yang  di  antara  keduanya”.  Juga  nabi  Musa  menjawab:  ”Rabbukum
            Wa Rabbu Abaa-ikumul Awwalun” (QS. Asy-Syu‟ara: 26) “Dia Allah
            adalah  Tuhan  kalian  dan  Tuhan  orang-orang  tua  kalian  terdahulu”.
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203