Page 200 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 200

198 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

            (berkeyakinan  tidak  ada  hukum-hukum  Tuhan,  karena  mereka
            Tuhan tidak ada), berfaham mulhid (mengingkari Allah). Bahkan
            di masa sekarang ini tidak sedikit dari orang-orang yang mengaku
            beragama Nasrani dan Yahudi yang notabene orang-orang kafir, -
            -seperti  sebagian  orang-orang  Eropa  sekarang--,  mereka  telah
            keluar  dari  ajaran  agama  mereka  sendiri  dan  menjadi  pengikut
            faham  Ilhad  dam  Ibahiyyah  (seperti  Marxisme);  dengan
            mengingkari  keberadaan  Tuhan.  Orang-orang  berkeyakinan
            semacam  ini  banyak  menyebar  di  berbagai  pelosok  bumi,  dari
            semenjak zaman nabi Nuh hingga masa sekarang ini. Bahkan di
            zaman sekarang ini bisa jadi faham  Ilhad dam Ibahiyyah tersebut
            menjadi  faham  dan  keyakinan  seperempat  penduduk  bumi.
            Adakah  orang-orang  yang  kafir  yang  mengingkari  keberadaan
            Tuhan  seperti  mereka  itu  pantas  dikatakan  sebagai  orang-orang
            yang telah mengetahui dan meyakini tauhid Rububiyyah?! Na‟udzu
            billah.
                   (Tiga  Belas)  :  Dalam  menafsirkan  sabda  Rasulullah:
            “Walaa Yanfa‟u Dzal Jadd Minkal Jadd”, Ibnu Taimiyah berkata:

                 ْديح ْ وتْاهمدحأْيميظعْي ْ َ لصأْثَدمحاْاذىْفيْ ْ ي ْ  بفْ:   )لاق(
                                                           َ ّ
                                             ىاْ. ةيوذلإاْديحوتْهياثلاو   ةيبوبرلا


            “…  maka  ia  menjelaskan  dua  pokok  besar;  pertama  tentang  tauhid
            Rububiyyah…,  dan  kedua  tentang  tauhid  Ilahiyyah...”.  Ini  adalah
            penafsiran  bohong  besar  untuk  tujuan  menjerumuskan  orang-
            orang  awam  dalam  kesesatan.  Dalam  perkataan  Ibnu  Taimiyah
            “fa-bayyana”  (…  maka  ia  menjelaskan)  maka  subjek  (fa‟il,  pelaku)
            kata  kerja  “bayyana”  yang  menurutnya  menetapkan  pembagian
            tauhid kepada dua bagian tersebut ada tiga kemungkinan;

                   Pertama;  bisa  jadi  subjek  (Fa‟il)  yang  dimaksud  adalah
            Rasulullah;  sehingga  Rasulullah  sendiri  menjelaskan  bahwa
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205