Page 194 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 194

192 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

            mengetahui  (wahai  Muhammad)  orang  yang  berhujjah  dengan  Ibrahim
            tentang Ilah-nya”.
                   Demikian pula pada ayat:
                                              ِ
                                    ِ
                        ٍ ِ

                 ْةروس (ْةدحاوْ ٍ سف نْنمْمُ كقَ لخْيذلاْمُ ك  برْاوق   تاْسا  نلاْاهُّ  ََأيَ
                                                       ُ
                         َ
                                َْ ّ
                                   ْ
                                                                َ َ
                                        َ َ
                                                 ُ َ
                            َ
                                                          ُ
                                                            ٔ )   ْ    ْ:ءاسنلا
            “Wahai  sekalian  manusia  bertakwalah  kalian  akan  Rabb  kalian  yang
            telah  menciptakan  kalian  dari  jiwa  yang  satu”  (QS.  An-Nisa:  1).
            Menurut  Ibnu  Taimiyah  seharusnya  juga  ditambahkan  juga
            dengan  ayat  ”Ittaqu  Ilahakum”  (Bertakwalah  kalian  akan  Ilah
            kalian)?!
                   Juga dengan ayat:
                                ِ
                                                   ِ
                                                         ِ
                 ْ َ ل ِ ز ن َْنَأْكُّ برْعيطتسَْلىْوًرمْنباْىسيعيَْنوُّ َراوْ محاْ َ لاقْْ ذإ ِ
                                                       َ
                                                                َ
                            َ ُ َ َ ْ َ ََ
                          َ
                                          َْ َ ْ
                                                           ََ
                                                 َ َ
                   َُّ
                                  ْ
                                                 ِ
                                                         ِ ِ
                               )    ٕٔٔ ْ:ةد ئاهدا ْةروس (ْءآمسلاْنمْةدئآمْان يَ لع
                                                           ً

                                                        َ ّ َ
                                                              َ َْ َ
                                                   َ
            “Ketika berkata Hawariyyun (orang-orang mukmin dari kaum nabi Isa):
            Wahai Isa ibn Maryam apakah kuasa Rabb-mu untuk menurunkan atas
            kami  makanan  dari  langit?”  (QS.  Al-Maidah:111 ).  Menurut  Ibnu

            Taimiyah  seharusnya  juga  ditambahkan  dengan  ayat  ”Hal
            Yastathi‟u Ilahuka...” (Apakah kuasa Ilah-mu...)?!
                   Demikian pula dengan firman Allah:
                                                               ِ
                                                 ِ

                                                     ِِ ِ
                                                           ََ
                                    ٔ )    ْ:ماعنلأا(ْنوُ لدع َْمبهربْاورفكْنَذلاْ ُ ثم
                                                      ّ
                                              َ
                                                  َْ ْ َ ُ َ
            “Kemudian  mereka  orang-orang  kafir  dengan  Rabb  mereka;  mereka
            berpaling”  (QS.  Al-An‟am:  1).  Menurut  pendapat  sesat  Ibnu
            Taimiyah  seharusnya  Allah  berfirman  ”Bi  Ilahihim  ya‟dilun”
            (dengan  Ilah  mereka;  mereka  berpaling),  karena  mereka  telah
            mengetahui tauhid Rububiyyah?!
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199