Page 253 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 253

Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid  | 251

            Islam dengan menyalahi ketetapan dalil-dalil al-Qur‘an dan Hadits
            serta meyalahi argumen-argumen akal (Naqliyyah Wa „Aqliyyah).
                   Demikian  tulisan  Syaikh  al-Azhar  al-„Allamah  Yusuf  ad-
            Dajwi al-Azhari (w 1365 H) dengan judul ―Kritik atas pembagian
            tauhid kepada Uluhiyyah dan Rububiyyah‖. Tulisan ini yang sangat
            baik dan bermanfaat, menjadi pencerah bagi siapapun yang telah
            mendapatkan taufiq dari Allah. Tulisan ini dimuat diantaranya di
            Majalah Nur al-Islam, majalah ilmiah bulanan yang diterbitkan oleh
            para Syekh al-Azhar asy-Syarif Cairo Mesir, terbitan tahun 1352
            H.


            d. Penjelasan  Kesesatan  Pendapat  Yang  Mengatakan
               Bahwa  Mengagungkan  Hajar  Aswad  Sebagai  Praktek

               Animisme  (Watsaniyyah) Dan  Penjelasan  Kesesatan
               Yang  Membeda-Bedakan  Antara  Tauhid  Rububiyyah
               Dan Tauhid Uluhiyyah

                    Sesungguhnya  setiap  orang  Muslim  mengetahi  bahwa
            mengangungkan       ka‘bah    dengan     melakukan     thawaf
            mengelilinginya, mengagungkan hajar aswad dengan melambaikan
            tangan  kepadanya,  mengecupnya,  atau  bahkan  sujud  di  atasnya,
            adalah  bukan  ibadah  kepada  benda-benda  tersebut.  Siapapun
            tidak  ada  yang  meyakini  bahwa  benda-benda  tersebut  berhak
            untuk  dituhankan.  Namun  praktek-praktek  itu  semua  adalah
            merupakan  perbuatan  ibadah  terhadap  ―Yang  memerintahkan
            dengan praktek itu sendiri‖, yaitu Allah.
                    Karena  itu,  dalam  tinjauan  syari‘at,  tidak  semua
            pengagungan terhadap sesuatu selain Allah sebagai bentuk ibadah
            kepada sesuatu itu sendiri hingga menjadikan pelakunya sebagai
            orang  musyrik.  Sama  sekali  tidak.  Sebaliknya,  pengagungan
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258