Page 255 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 255

Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid  | 253

            dengan orang-orang musyrik, mereka akan menjadi orang-orang
            Islam apa bila hilang  dari diri mereka keyakinan ada  Rububiyyah
            pada sesembahan mereka, lalu mereka meyakini bahwa Rububiyyah
            tersebut hanya ada pada Allah saja, dan bila demikian maka secara
            otomatis  mereka  akan  meyakini  bahwa  hanya  Allah  saja  yang
            berhak  untuk  menerima  ibadah.  Namun  apa  bila  orang-orang
            musyrik tersebut tetap meyakini adanya Rububiyyah pada ―sesuatu‖
            selain Allah, maka secara otomatis pula mereka meyakini bahwa
            ―sesuatu‖ selain Allah tersebut berhak untuk menerima ibadah.
                    Karena  itu  dari  pemahaman  ini  para  ulama  kita
            meyimpulkan  bahwa  tauhid  Rububiyyah  (artinya  pengakuan
            ketuhanan)  dan  tauhid  Uluhiyyah  (artinya  yang  berhak  untuk
            menerima ibadah) adalah dua hal yang tidak terpisahkan satu dari
            lainnya.  Hakekat  ―ketidakberpisahan‖  ini  nyata,  baik  secara
            realitas  maupun  dari  segi  akidah.  Karena  seorang  yang
            berkeyakinan  bahwa  Rububiyyah  hanya  miliki  Allah  maka  secara
            otomatis ia hanya akan mempersembahkan ibadah hanya kepada-
            Nya. Demikian pula sebaliknya, seorang yang mempersembahkan
            ibadah  hanya  kepada  Allah,  maka  berarti  ia  menyakini  bahwa
            hanya Allah saja yang memiliki Rububiyyah. Dan inilah sebenarnya
            hakekat makna “La Ilaha Illallah” yang berada di dalam hati orang-
            orang Islam.
                    Karena itu kita melihat dalam banyak ayat-ayat al-Qur‘an
            hanya  mencukupkan  penyebutan  kepada  salah  satunya  saja,
            karena Uluhiyyah dan Rububiyyah memiliki makna yang sama, satu
            dari lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Lihat contohnya dalam
            firman Allah:
                                                             ِ
                                                       ِ
                                                     ِ
                                                           ِ
                             )    ٕٕ ْ:ءايبنلأا(ْتَدسفَ لْ   للَّاْلاإْةوذَ آْامهيفْناكْوَ ل
                                                              َ َ
                                          َ َ َ
                                                      ٌ
                                                      َ
                                                                  ْ
                                                          َ
                                            َ ُ
            Pada ayat lain firman Allah:
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260