Page 254 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 254

252 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

            kepada selain Allah adakalanya wajib, dan adakalanya sunnah, jika
            memang hal tersebut diperintahkan atau sesuatu yang dianjurkan.
            Kadang juga ada kalanya makruh, haram, atau mubah.

                   Kesimpulannya,  pengagungan  terhadap  sesuatu  selain
            Allah  tidak  mutlak  sebagai  perbuatan  syirik.  Kecuali  apa  bila
            pengagungan tersebut disertai dengan keyakinan bahwa ―sesuatu‖
            selain  Allah  itu  berhak  untuk  dituhankan,  atau  apa  bila  dengan
            menetapkan bagi ―sesuatu‖ tersebut kekhususan-kekhususan yang
            hanya dimiliki oleh Allah. Dengan demikian, tidak boleh diklaim
            bahwa  setiap  orang  yang  mengagungkan  ―sesuatu‖  selain  Allah
            maka  orang  tersebut  sama  dengan  beribadah  kepadanya,  atau
            menuhankannya,  kecuali  apa  bila  disertai  keyakinan  tersebut  di
            atas.

                    Seluruh  akal  manusia,  selama  ia  dalam  fitrah
            kebenarannya,  akan  berpendapat  bahwa  ―Siapa  yang  memiliki
            Rububiyyah‖  maka  hanya  Dia-lah  yang  berhak  untuk
            dipersembahkan  ibadah  kepada-Nya.  Sebaliknya,  apa  bila  ada
            ―sesuatu  yang  tidak  memiliki  Rububiyyah‖  maka  ia  tidak  berhak
            untuk  di-ibadahi.  Dengan  demikian,  di  dalam  syari‘at  yang
            diturunkan oleh Allah, --yang hal itu sesuai dengan logika sehat
            manusia--,  ialah  bahwa  ketetapan  ―Rububiyyah‖  dan  ketetapan
            ―berhak untuk di-ibadahi‖ adalah dua hal yang saling terkait, tidak
            terlepas satu dari lainnya. Di sinilah bedanya dengan orang-orang
            musyrik yang telah kafir kepada Allah, mereka telah menetapkan
            Rububiyyah  bagi  apa  yang  mereka  ibadahi.  Artinya,  apa  yang
            dijadikan sesembahan oleh mereka, diyakini oleh mereka sebagai
            tuhan.
                    Pada  dasarnya,  apa  bila  hilang  keyakinan  adanya
            Rububiyyah pada sesuatu selain Allah maka secara otomatis sesuatu
            tersebut  tidak  berhak  untuk  menerima  ibadah.  Demikian  pula
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259