Page 26 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 26

Istilah “moh limo” kemudian lebih populer menjadi “mo limo”. Istilah tersebut
        diartikan agar manusia tidak melakukan lima hal yang dimaksud tersebut.
        Ajaran  ini  diambil  dari  Al-Qur‟an.  Disunting  dan  disederhanakan  kedalam
        bahasa  Jawa  oleh  Sunan  Ampel  agar  mudah  dimengerti  dan  dicerna
        masyarakat.  Hal  tersebut  disebabkan  waktu  itu  masyarakat  Jawa  belum
        mengenal Islam secara mendalam.

        Intinya adalah,

        Bahwa  dengan  melalui  bahasa  dan  budaya,  identitas  seseorang  akan  dengan
        mudah diidentifikasi dari mana asal usul kesukuan atau kebangsaannya.
        Bukankah sangat mudah kita mengenali orang  atau bangsa lain, seperti Cina,
        Arab, ataupun India, misalnya, karena adat, budaya dan bahasanya.

        Itulah  beberapa  pesan  yang  ditinggalkan  bapak  kepada  kami,  anak-anaknya.
        Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman  serta pengaruh
        dari lingkungan yang datang dari luar secara masif, ajaran Jawa itu mulai kami
        tinggalkan.  Aku  berharap,  ada  baiknya  apabila  kalian  masih  bisa  mengetahui.
        Sungguh disayangkan apabila generasi kalian kehilangan adat dan budaya yang
        adi-luhung ini.  Lalu hal  tersebut digantikan oleh adat  dan budaya  asing  yang
        tidak  memiliki  akar  dan  tidak  selaras  dengan  kepribadian  serta  karakter
        kehidupan bangsa sendiri.
        Bahkan akhir-akhir ini ditengarahi justru banyak orang asing, bahkan dari luar
        negeri,  yang  datang  untuk  mempelajari  adat  dan  budaya  Jawa.  Sangat  ironis
        apabila suatu saat kita justru belajar tentang adat dan budaya Jawa dari orang
        asing.



        Gambar nomor 02. Gambar bapak, simbok dan keluarga.
                                     Gambar  rumah bapak, joglo dan limasan.
                                     Gambar kandang kerbau dll

        Tentang SIMBOK,
        Simbok adalah perempuan yang sederhana walaupun anak seorang lurah pada
        zamannya.  Beliau  buta  huruf  karena  pada  zaman  itu  sangat  langka  anak
        perempuan  desa  bisa  bersekolah.  Pengetahuannya  tentang  kehidupan  sosial
        dipelajarinya secara otodidak dengan melihat, mengamati, dan menjalaninya.
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31