Page 68 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901_tanpa tambahan-1-1-98
P. 68

harus  diperlakukan  sebagai  “istri”  selama  kami  menjadi Taruna.  Ada  pameo
        bahwa  istri  pertama  seorang  prajurit  adalah  “senjata”.  Senjata  tidak  boleh
        terlepas dari tangannya, kapan, dan dimana pun selama dalam penugasan.

        Ternyata tekanan fisik tidak banyak berkurang, kami tetap harus menjalankan
        disiplin dengan ketat. Jadwal kegiatan diatur sejak bangun pagi hingga bangun
        pagi berikutnya. Mulai dari senam pagi, makan pagi, apel pagi, kegiatan belajar
        dan latihan, makan siang, belajar sore hari, makan sore, belajar malam, apel
        malam, dan giliran jaga serambi selalu mendapat pengawasan ketat dari pelatih

        dan Taruna senior.

        Selain  mendapatkan  pendidikan  dan  latihan  mental  dan  fisik,  aku  juga
        mendapatkan  pelajaran  tentang  berbagai  adab  dan  budaya,  terutama  budaya
        militer. Aku mendapatkan pelajaran tentang tata krama dan sopan santun yang
        tidak meninggalkan sikap milter. Demikian juga tentang adab pergaulan secara
        umum.  Selain  masalah  tata  tertib,  diajarkan  juga  cara-cara  penghematan,
        bahkan sampai penggunaan sabun dan pasta gigi. Melalui acara malam akrab,
        kami  juga  diperkenalkan  dengan  berbagai  kesenian  dan budaya  daerah,  yang
        dibawakan oleh teman-teman dari daerah masing-masing.

        Bergerak lebih dari 7 langkah masih berlaku ketentuan bahwa Capratar harus
        berlari.  Setiap  hari  kami  mesti  berpakaian  PDLT  lengkap  dengan  membawa
        senjata dan beban dalam ransel 15 kg. Apabila berlari dalam bentuk barisan,
        kami diwajibkan bernyanyi. Katanya untuk memberikan semangat. Lelah sudah
        pasti. Oleh karena itu, menjadi pemandangan biasa apabila mengikuti pelajaran
        di ruangan, kami bisa tertidur, bahkan yang mengherankan sambil berjalan atau
        berlari pun bisa tertidur.
        Inilah lagu wajib, yang harus kami nyanyikan sembari berlari,

        Lari lari tiap hari, agar kuat otot kaki.
        Badan lelah tak mengapa karena kita para Taruna.
        Hehahahehaho, hehahahehaho hah.

        Selama di Chandradimuka, hampir semua kegiatan, pelajaran, dan latihan masih
        ditujunkan untuk membentuk mental dan fisik, mengubah mental sipil menjadi
        mental  prajurit  yang  tanggon  dan  trengginas,  siap  menempuh  badai,  tegar
        menghadapi  kesulitan,  pantang  menyerah,  dan  tidak  manja.  Bahkan  tindakan
        atau hukuman disiplin yang diberikan oleh para Taruna senior pun diarahkan
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73