Page 66 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 66
dan budaya ada Lekra, di kelompok pemuda ada PR, Gerwani,
dan lain-lain.
Situasi semakin riuh setelah pada 3 Mei 1964, Presiden Soekarno
mengeluarkan perintah “DWIKORA”, (DWI KOmando RAkyat),
komando untuk mengganyang Malaysia, yang isinya,
1, Perhebat ketahanan revolusi Indonesia.
2,Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura,
Serawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia.
Menurut Presiden Soekarno, negara Malaysia yang terdiri dari
Semenanjung Malaya, Singapura, Serawak dan Sabah itu adalah
negara boneka bentukan Inggris yang akan digunakan oleh Inggris
untuk bisa mengontrol kedaulatan Indonesia. Oleh karena itu,
harus ditolak dan dihancurkan. Selain menyiapsiagakan tentara,
pemerintah mendorong untuk memobilisasi rakyat.
Perintah ini rupanya dikeluarkan atas provokasi PKI sehingga
berbondong-bondong anggota dari organisasi yang berafiliasi
kepada PKI, mendaftarkan diri untuk ikut mobilisasi umum.
Termasuk para pemuda dikampungku Ledok Tukangan.
Tahun 1964–1965, saat aku di kelas 3 adalah saat yang kritis dan
menentukan bagiku karena aku akan menghadapi ujian akhir.
Namun, kondisi sosial politik dan ekonomi masyarakat sangat
tidak mendukung ketenangan belajar. Setiap hari ada “show of
force” berupa arak-arakan kelompok pemuda pendukung Parpol,
pawai drumband, atau pertunjukan kesenian di kampung-
kampung. Hal tersebut membuat keadaan selalu hiruk pikuk
bahkan sampai terjadi tawuran. Kami diprovokasi untuk ikut
turun kejalan dengan disponsori oleh Parpol yang berebut
pengaruh. Terjadi teror antarwarga yang tidak sealiran. Teman-
teman selalu mengajak aku untuk bergabung dengan mereka,
namun dengan alasan menghadapi ujian aku bisa menghindar.
Sebelum mengikuti ujian akhir sebagai syarat untuk mengikuti
ujian, aku harus menyelesaikan terlebih dulu tugas-tugas sekolah.

