Page 75 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 75
bahwa yang disampaikan panitia itu benar, seketika suasana
menjadi riuh. Sebagian ada yang sujud syukur dan sebagian
bersorak gembira. Aku ikut larut dalam sujud syukur kepada
Allah Swt. dan berpuas hati karena aku berhasil.
Suasana terasa dramatis karena baru saja ditinggalkan oleh
kelompok yang bergembira ria yang mengira telah lulus.
Sementara itu, kami yang tinggal dengan lesu karena merasa gagal
menjadi terbalik. Perasaan kami berubah 180 derajat menjadi
gembira dan berbunga bunga. Ada yang berteriak siap menjadi
calon Jenderal. Aku sendiri tentu hanya senang saja. Aku tidak
membayangkan ke depan bagaimana karena aku benar-benar
tidak mengerti. Yang penting adalah aku akan mengikuti
pendidikan di AMN dan setelah lulus dijamin akan mendapatkan
pekerjaan. Sederhana saja.
Setelah suasana tenang kembali, panitia menyampaikan rencana
kegiatan berikutnya. Kami kembali ke barak untuk menerima
pembagian pakaian seragam. Seragam tersebut berupa satu stel
pakaian PDL lengkap, termasuk ransel yang akan kami pakai
waktu berangkat menuju Magelang. Terjadi keriuhan setelah
masing-masing mencoba pakaian. Kami menerima pakaian PDL
yang kedodoran dan sepatu boot yang bagian solnya berpaku.
Setelah melewati masa-masa tes ini, aku baru menyadari bahwa
untuk menjadi Tentara, khususnya menjadi Taruna AMN harus
ditempuh dengan perjuangan yang berat. Mereka harus memiliki
fisik yang kuat, bentuk tubuh proporsional dan sempurna,
kemampuan akademik yang tinggi, kesehatan yang prima, serta
mental kepribadian yang tangguh.
Sementara menunggu waktu keberangkatan, kami dilatih baris
berbaris sambil membiasakan memakai pakaian PDL untuk
persiapan ke Magelang.
Secara bergantian kami melaksanakan cukur rambut yang
dikoordinir oleh panitia. Ada yang dicukur cepak, ada pula yang
plontos.

