Page 56 - SEMANTIK
P. 56
“A relation holding between two or more etic
expressions that have the same form but a different
meaning, complete homonyms have the same
pronouncation and the same spelling.”
Sementara itu, dengan dasar bahwa tulisan
(ortografi) bukanlah merupakan objek primer linguistik,
menurut Verhaar (1977: 136) hanya homofon yang
layak diperlakukan sebagai homonim. Untuk jelasnya,
perhatikan pernyataan berikut.
“Pengalaman membuktikan bahwa mereka
yang baru masuk bidang linguistik kadang-kadang
membiarkan diri digoda untuk lebih memperhatikan
ejaan (bentuk ortografis) daripada bentuknya dalam
bahasa lisan.”
Sejauh yang berhubungan dengan antarkata dalam
bahasa Indonesia, Wijaya (1982, passim) menyebutkan
sejumlah sebab pembentukan homonimi. Adapun sebab-
sebab itu, di samping memang benar-benar ada pasangan
homonim yang terbentuk karena memang secara kebetulan
ada dua leksem atau lebih memiliki bentuk yang sama,
adalah:
1. adanya proses afiksasi,
2. masuknya kata-kata baru ke dalam kosakata bahasa
indonesia,
3. adanya proses penyingkatan dan pengakroniman, dan
4. adanya berbagai gejala bahasa.
1. Proses Afiksasi
Proses afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada
bentuk dasar untuk membentuk kata polimorfemik. Afiks-
I Dewa Putu Wijana 45
Muhammad Rohmadi