Page 59 - SEMANTIK
P. 59
Terbentuknya pasangan homonim baru dapat juga
karena masuknya kata-kata bahasa daerah ke dalam bahasa
Indonesia. Masuknya kata bakul ‘pedagang kecil’ dari
bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia mengakibatkan
kata bakul memiliki dua anggota pasangan, yakni bakul 1
‘tempat nasi dsb. yang dibuat dari anyaman bambu’ dan
bakul 2 ‘pedagang kecil’ itu sendiri. Masuknya kata bahasa
Jawa dugal ‘agak kurang ajar’ mengakibatkan dugal menjadi
homonim dengan dua pasangan, yakni dugal 1 ‘mual atau
hendak muntah’, dan dugal 2 ‘agak kurang ajar’. Contoh lain
misalnya, kata likat. Setelah masuknya kata likat dari dialek
Jakarta, likat memiliki dua makna, yakni likat 1 ‘keruh atau
sungai keruh’ dan likat 2 ‘agak malu (tak mau melihat)’ yang
diambil dari dialek Jakarta.
3. Adanya Proses Penyingkatan dan Pengakroniman
Penyingkatan adalah proses pemendekan bentuk
yang dianggap panjang atau terlalu panjang dengan cara
penggabungan huruf awal menjadi bentuk baru yang lebih
pendek sehingga lebih mudah diucapkan. Dalam hal ini,
bentuk yang baru tidak dapat diucapkan seperti kata-kata
biasa. Contoh singkatan misalnya, PM ‘Polisi Militer’, LKMD
‘Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa’, ID ‘Ikatan Dinas’, dsb.
Sementara itu, pengakroniman adalah penyingkatan dengan
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan
kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang ditulis
serta dilafalkan sebagai kata yang wajar (Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1979: 24). Contoh akronim
misalnya, luber ‘langsung, umum, bebas, rahasia’, jurdil ‘jujur
dan adil’, jagung ‘jaksa agung’, dsb.
SEMANTIK
48 Teori dan Analisis