Page 58 - SEMANTIK
P. 58
Di dalam proses perkembangannya, Bahasa Indonesia
banyak menerima atau memungut kata-kata asing yang
dipergunakan untuk mengungkapkan konsep-konsep baru
di berbagai lapangan kehidupan, seperti lapangan sosial,
politik, ekonomi, kesenian, dsb. Kata-kata asing yang
dipungut lazimnya mengalami proses adaptasi (naturalisasi)
di dalam pengucapannya. Kata-kata pungutan ini kemudian
ada yang mempunyai kesamaan bentuk secara aksidental
dengan kata-kata bahasa Indonesia sehingga terbentuklah
pasangan homonim baru, sebagai contoh misalnya buku,
kopi, dan bak. Buku dalam bahasa Indonesia merupakan
pasangan homonim yang memil iki dua anggota, yakni buku
1 bermakna ‘bagian keras pada pertemuan dua ruas’ dan
buku 2 bermakna ‘beberapa helai kertas yang terjilid, berisi
tulisan atau halaman-halaman kosong untuk ditulisi’. Adapun
buku 2 ini berasal dari bahasa Belanda boek yang kemudian
bentuknya beradaptasi dengan lafal dan pola struktur
kanonik kata-kata bahasa Indonesia menjadi buku. Masuknya
kata bahasa Inggris copy ke dalam bahasa Indonesia juga
menimbulkan pasangan homonim baru karena bentuk
adaptasinya kopi yang bermakna ‘nama pohon dan bijinya
yang telah digoreng, ditumbuk untuk dijadikan minuman’.
Dengan demikian, kata kopi kemudian menjadi bentuk
homonim yang mempunyai dua anggota pasangan, yakni
kopi 1 (surat, dokumen, dsb), tiruan gambar (bukan gambar
yang asli)’. Kata bak semula memiliki tiga anggota pasangan,
yakni bak 1 ‘sebagai’, bak 2 ‘sebangsa kotak besar’, dan bak 3
‘tiruan bunyi waktu menampar sesuatu’. Kemudian, anggota
pasangannya menjadi 4 setelah masuknya kata bak 4 ‘tinta
cina’ yang diambil dari bahasa Cina.
I Dewa Putu Wijana 47
Muhammad Rohmadi

