Page 63 - SEMANTIK
P. 63
Contoh homonim yang terbentuk karena gejala apokope
adalah akas, bentuk ini memiliki tiga anggota pasangan,
yakni akas 1 ‘tangkas gerak-geriknya’, akas 2 ‘kebalikan
atau lawannya’, dan akas 3 ‘angkasa atau awang-awang’
yang sebelum mengalami akopoe berbentuk akasa, dan
akasa sendiri sebelum mengalami proses sinkope berbentuk
angkasa.
c. Gejala Perubahan Fonem
Di dalam pemakaian bahasa, sering kali bunyi atau
fonem sebuah kata berubah menjadi fonem yang lain yang
secara finetis berdekatan dengan fonem kata asalnya semula.
Kata-kata yang menyimpang dari bentuk asalnya ini lazimnya
hanya digunakan di dalam bahasa percakapan. Bentuk-bentuk
yang menyimpang ini sering kali pula menimbulkan pasangan
homonim yang baru, misalnya syah, apus, dan barkas. Syah
memiliki dua anggota pasangan, yakni syah 1 ‘raja atau
baginda raja’ dan syah 2 ‘sudah dilakukan menurut hukum
(undang- undang atau peraturan)’ yang sebelum mengalami
proses perubahan fonem berbentuk sah. Apas memiliki dua
anggota pasangan, yakni apas 1 ‘apik atau rapi’ yang biasa
digunakan dalam ragam sastra, dan apas 2 ‘sial atau celaka’
yang biasanya digunakan dalam bahasa percakapan. Apas 2
semula berasal dari apes. Barkas mempunyai dua anggota
pasangan, yakni barkas 1 ‘sebangsa api kecil’ dan barkas 2
‘berkas surat-surat atau bendel’ yang semula berbentuk
berkas.
d. Gejala Pertukaran Letak Fonem
Berubahnya bentuk sebuah kata dapat pula disebabkan
oleh bertukarnya atau berpindahnya letak fonem atau
fonem- fonem yang menyusunnya. Seperti halnya gejala-
SEMANTIK
52 Teori dan Analisis