Page 61 - SEMANTIK
P. 61
Sah syah
Bom ebom
Kapak kampak
Jodoh jodo
Berantas banteras
Bahasa basa
Setelah diamati secara saksama, ada sejumlah kata
yang terbentuk dari proses ini mempunyai kesamaan bentuk
dengan bentuk-bentuk lain, baik yang belum mengalami
perubahan, maupun yang telah mengalami proses perubahan
sehingga terbentuk pasangan homonim yang baru.
Karena terlalu banyaknya jenis gejala bahasa ininmaka
untuk memudahkan analisis, gejala-gejala ini akan digolong-
golongkan menjadi beberapa golongan, yakni gejala
penambahan fonem, gejala penghilangan fonem, gejala
pertukaran letak fonem, dan gejala perubahan fonem.
a. Gejala Penambahan Fonem
Ada beberapa gejala penambahan fonem yang dapat
membentuk pasangan homonim baru. Adapun gejala-
gejala itu adalah gejala penambahan di depan (protesis),
gejala penambahan di belakang (paragoge), dan gejala
penambahan di tengah (epentesis). Contoh pembentukan
pasangan berhomonim dengan gejala protesis adalah erak
dan agung. Erak adalah bentuk homonim yang memiliki dua
anggota pasangan, yakni erak 1 ‘letak’ dan erak 2 ‘para-para
dari kayu untuk menaruh piring, mangkuk, dsb.’ yang semula
berasal dari rak. Agung juga memiliki dua anggota pasangan,
yakni agung 1 ‘besar atau mulia’ dan agung 2 ‘tiruan bunyi’
yang semula berasal dari gung. Contoh pasangan homonim
yang dihasilkan dari gejala paragoge adalah gajih. Bentuk ini
memiliki dua pasangan anggota, yakni gajih 1 ‘lemak yang
SEMANTIK
50 Teori dan Analisis