Page 64 - SEMANTIK
P. 64

gejala bahasa yang lain, gejala ini juga dapat memunculkan
             pasangan  homonim  yang  baru,  misalnya  saja  padam.
             Sebelum terjadinya proses metatesis padma ‘teratai merah’
             menjadi  padam,  kata  padam  tidak  memiliki  pasangan
             homonim.  Maknanya  adalah  ‘mati  atau  tidak  menyala’.
             Dengan  terjadinya  metatesis  itu, padam 1 ‘mati atau tidak
             menyala’  berhomonim  dengan  padam  2  yang  bermakna
             ‘merah menyala’, misalnya mukanya merah padam. Contoh
             lain adalah lontar. Setelah terjadinya metatesis dari rontal
             ‘daun ental (sejenis pohon palem)’ menjadi lontar, bentuk
             ini memiliki  2  pasangan  anggota  homonim, yakni  lontar 1
             ‘lempar’, seperti lontar martil, melontarkan batu, dsb. dan
             lontar 2  ‘daun entar’, seperti Di Bali ada tradisi membaca
             lontar.


             F.  Hiponimi
                   Hiponimi  adalah  hubungan  semantik  antara  makna
             spesifik dan makna generik, atau antara anggota taksonomi
             dengan nama taksonomi (Kridalaksana, 1993: 74). Misalnya
             saja,  menatap,  mengintip,  memandang,  mengintai,  dsb.
             yang  memiliki  makna  spesifik  berhiponim  dengan  melihat
             yang  memiliki  makna  generik.  Bentuk  sepeda,  becak,
             pesawat  terbang,  mobil,  kereta  api,  dsb.  berhiponim
             dengan  kendaraan.  Dalam  hal  ini,  sepeda, becak, pesawat
             terbang, mobil, dan kereta api anggota taksonimi, sedangkan
             kendaraan  disebut  nama  taksonomi.  Hubungan  antara
             menatap,  memandang,  mengintai  dan  mengintip,  atau
             sepeda, becak, pesawat terbang, mobil dan kereta api dalam
             relasi  makna  ini  disebut  kohiponim,  sedangkan  hubungan
             makna  kata  generik  (nama  taksonimi)  dengan  makna



                                                         I Dewa Putu Wijana  53
                                                        Muhammad Rohmadi
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69