Page 57 - SEMANTIK
P. 57
afiks selalu berupa morfem terikat, seperti awalan (prefiks),
akhiran (sufiks), sisipan (infiks), serta awalan dan akhiran
(konfiks). Di dalam bahasa Indonesia, proses afiksasi ini tidak
jarang menimbulkan pasangan homonim yang baru, seperti
beruang ‘memiliki ruang’ yang terbentuk dari ber- plus ruang
dan beruang ‘memiliki uang’ yang terbentuk dari ber- plus
uang, di samping kata ini memiliki pasangan homonim yang
berupa kata dasar yang bermakna ‘sejenis binatang kutub
berkaki empat, pemakan daging’. Contoh lainnya adalah kata
beruas yang bermakna ‘sebangsa pohon manggis hutan’ yang
berupa kata dasar dengan beruas ‘mempunyai ruas’ yang
dibentuk dari proses afiksasi ber- plus ruas. Kata mengarang
yang bermakna ‘menyusun dan membuat (lagu, puisi, syair,
dsb.)’ dari me(N)- plus karang berhomonim dengan kata
mengarang yang bermakna ‘menjadi arang’ dari me(N)- plus
arang, dan juga dengan mengarang yang bermakna ‘menjadi
karang’ dari me(N)- plus karang ‘sebangsa batu kapur yang
keras’.
2. Masuknya Kata-kata Baru ke dalam Kosakata Bahasa
Indonesia
Setiap bahasa yang masih hidup atau digunakan oleh
masyarakat penutupnya akan selalu berkembang sejajar
dengan perkembangan zaman yang dilaluinya. Di dalam
perkembangannya itu, bahasa bersangkutan mengambil atau
memungut konsep-konsep baru untuk bermacam-macam
keperluan di berbagai bidang kehidupan. Konsep-konsep
baru ini dapat diambil dari luar masyarakat kebahasaan, dan
dapat pula dari daerah-daerah yang berbeda dalam lingkup
masyarakat bahasa bersangkutan. Kesemuanya ini tercermin
dalam pemakaian bahasa Indonesia.
SEMANTIK
46 Teori dan Analisis