Page 164 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 164
tempo yang sesingkat-singkatnya, Republik Indonesia (RI) harus pula menyesuaikan diri dengan situasi ada di Jawa Tengah. Termasuk dalam kesepakatan itu pihak RI akan menyediakan bahan makanan yang
politik yang semakin memanas sebagai dampak perpindahan kekuasaan tersebut. diperlukan oleh pihak Inggris selama menjalankan tugas tersebut. Sebaliknya, pihak Inggris berjanji
tidak akan mengganggu kedaulatan RI serta akan segera meninggalkan wilayah Jawa Tengah setelah
Pada waktu itu berbagai kelompok pemuda menuntut agar pemerintah sesegera mungkin meminta masalah rekapitulasi tentara Jepang serta masalah tahanan selesai. 15
pihak Jepang menyerahkan persenjataannya kepada pihak Indonesia sebelum pasukan Sekutu yang
akan melucuti pasukan Jepang tiba di Semarang. Sebagai catatan, di Semarang terdapat batalion Pada dasarnya pihak Inggris datang ke Indonesia dengan dua agenda: 1) menunaikan tugas sebagai
elit pimpinan mayor Kido dan dikenal dengan sebutan Kido Butai. Wongsonegoro meminta Mayor pasukan Sekutu (AFNEI), yaitu melakukan rekapitulasi tentara Jepang dan 2) membantu memulihkan
Kido agar menyerahkan persenjataan batalionnya/pasukannya kepada pemerintah RI dengan jaminan kembali kekuasaan Belanda di kepulauan Indonesia sesuai kesepakatan antara Belanda dan Inggris pada
persenjataan itu tidak akan digunakan untuk melawan Jepang. Ia berpikir positif bahwa Mayor Kido bulan Agustus 1945 di London. Oleh karena itu, setelah berhasil membebaskan para tahanan, yang
akan dengan sukarela mengabulkan permintaannya karena sebelumnya ia telah berunding dengan umumnya para mantan KNIL, pasukan Inggris kemudian mempersenjatai bekas tahanan tersebut. Di
Jenderal Nakamura di Magelang dan memperoleh banyak senjata. Memang benar Mayor Kido Magelang, pasukan Inggris bahkan bertindak lebih jauh dengan mengambil alih kekuasaan serta melucuti
mengabulkan permintaan seperti yang diharapkannya, namun setelah diperiksa ternyata senjata- TKR. Hal ini secara langsung menimbulkan kemarahan pihak Indonesia, terutama para pemuda anggota
senjata yang diserahkan itu adalah senjata-senjata usang. Hal ini menimbulkan kemarahan para pemuda TKR dan lasykar-lasykar perjuangan lain, sehingga terjadi konflik antara pihak pemuda dan pasukan
yang tergabung dalam Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan lasykar-lasykar perjuangan. Mereka pun Inggris. Menurut suatu sumber, pihak Inggris marah terhadap Gubernur Jawa Tengah karena seorang
melakukan aksi perampasan senjata dan kendaraan Jepang secara paksa. 12 perwiranya terbunuh dalam konflik itu. Oleh karena itu, pada tanggal 22 November 1945, pasukan
Inggris datang mengepung rumah kediaman Gubernur Wongsonegoro dengan menembakkan beberapa
Kondisi semakin panas dan konflik dengan pasukan Kido Butai tidak dapat dihindari, yang dipicu oleh
larinya beberapa tawanan Jepang yang sedang dikawal para pemuda menuju penjara Bulu. Para tawanan senjata (mungkin semacam gertakan kepada gubernur). Sebaliknya, Gubernur Wongsonegoro tetap
yang lari itu kemudian bergabung dengan pasukan Kido Butai di Jatilangeh. Pada tanggal 15 Oktober tenang dan mengajukan saran kepada Jenderal Bethell agar menghentikan pertempuran di Semarang.
1945 pasukan Kido bergerak ke dalam kota Semarang sehingga berkobar pertempuran, antara lain Pihak Inggris menolaknya.
di Simpang Lima dan Hotel Du Pavillon. Pasukan Kido membunuh siapa saja yang mereka jumpai, Sebelum terjadi pengepungan, Wongsonegoro menerima kedatangan Dr. Soebandrio dan Mr. Sudjarwo
bahkan para pemuda yang menyerah atau telah menjadi tawanan mereka. Pasukan Kido juga berhasil yang menyarankan agar Gubernur Wongsonegoro segera meninggalkan Semarang, namun sebagai kepala
menangkap Gubernur Wongsonegoro di kantor gubernurannya. Sebagai balasannya para pemuda daerah ia tidak dapat meninggalkan kantor pemerintahannya begitu saja. Sementara itu konflik bersenjata
13
membunuh orang-orang Jepang yang ditahan di penjara Bulu. semakin sering terjadi dan dinilai semakin mengganggu pemerintahan. Oleh karena itu, Wongsonegoro
Pada 17 Oktober 1945 resmi diadakan perundingan di markas polisi militer Jepang. Perundingan mengungsi ke Demak setelah sebelumnya mengungsikan anak dan istrinya ke luar dari kota Semarang.
tersebut menghasilkan kesepakatan gencatan senjata di antara kedua belah pihak, tetapi perdamaian Karena Demak terlalu dekat dengan Semarang, para pembantunya menyarankan agar Wongsonegoro
sulit terjangkau karena pihak Jepang memaksakan satu opsi yang sulit dipenuhi oleh pihak RI (republikein), meninggalkan Demak dan pergi ke Purwodadi. Saran itu pun diterimanya. Ia ke Purwodadi sekaligus
yakni pihak republikein menyerahan semua senjatanya ke pihak Jepang. Akibatnya pertempuran antara memindahkan pemerintahan Jawa Tengah ke sana.
kedua belah pihak kembali pecah. Dalam peperangan tersebut, pihak Jepang mendapat tekanan Sementara itu, pertempuran TKR melawan pasukan Inggris yang dimulai dari Magelang terus meluas.
sehingga Jenderal Nomura meminta gencatan senjata. Ia mengancam akan mengebom kota Semarang Resimen TKR Magelang di bawah pimpinan Letnan Kolonel (Letkol) M. Sarbini berhasil mengepung
bila permintaannya tidak dipenuhi pada keesokan harinya. tentara Inggris dari segala penjuru, namun mereka berhasil lolos dari kekalahan yang menyakitkan
Bagi Wongsonegoro, selaku penguasa tertinggi di Jawa Tengah yang mempunyai kewajiban melindungi karena Brigjen Bethel berhasil meminta bantuan Presiden Soekarno untuk menenangkan suasana.
warganya, situasi seperti itu dirasa sangat menyedihkan. Ia yakin tuntutan pihak Jepang yang meminta Pasukan Sekutu kemudian secara diam-diam meninggalkan Magelang menuju ke benteng Ambarawa.
penyerahan kembali senjata Jepang tidak akan berhasil; sedangkan kalau perundingan tidak berhasil, Setelah mengetahui bahwa pasukan Inggris telah ditarik ke Ambarawa, Letkol Sarbini memerintahkan
keesokan harinya, tepat pada pukul 10.00 pagi, kota Semarang akan dibom oleh Jepang. Ia merasa pasukannya mengejar mereka. Gerakan mundur tentara Inggris ke Ambarawa tertahan di Desa Jambu
cemas, apalagi sudah banyak laporan yang menyebutkan banyaknya korban yang jatuh di pihak karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Oni yang diperkuat oleh pasukan
Indonesia. Dalam pertempuran di Semarang yang berlangsung sampai dengan tanggal 19 Oktober gabungan dari Ambarawa, Suruh, dan Surakarta.
1945 (lima hari) sekitar 2.000 orang republiken meninggal dunia, sedangkan dari pihak Jepang sekitar Pada saat penarikan mundur, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa.
500 orang meninggal dunia. 14
Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut.
Dalam situasi kritis itu, pada pukul 07.45 tanggal 19 Oktober 1945 di pelabuhan Semarang berlabuh Dalam gerakan pembebasan itu Letkol Isdiman gugur. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan
kapal perang HMS Glenroy yang mengangkut tentara Sekutu dari Brigade Gurkha ke-49 di bawah Divisi V Banyumas Kolonel Soedirman turun langsung ke lapangan memimpin pertempuran.
pimpinan Brigadir Jenderal Bethell. Mereka tiba di Semarang untuk menjalankan tugas melucuti tentara Kehadirannya ternyata mampu meningkatkan semangat para pejuang, khususnya para anggota TKR.
Jepang dan mengembalikan ke negara asalnya. Kedatangan pasukan Sekutu secara tidak langsung Kolonel Soedirman kemudian mengadakan koordinasi di antara para komandan sektor pengepungan.
menyelamatkan kota Semarang dari kemungkinan pemboman pesawat tempur Jepang. Strategi yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus
mengalir dari Yogyakarta, Sala, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan sebagainya.
Pada awalnya kedatangan Bethell dan pasukannya disambut oleh pihak RI. Mr. Wongsonegoro
selaku Gubernur Jawa Tengah menyetujui dan menyepakati permintaan Brigjen Bethell agar pihak RI Pertempuran yang menentukan antara tentara Inggris dan pihak RI terjadi di Ambarawa berlangsung
membantu tugasnya dalam proses rekapitulasi tentara Jepang serta membebaskan tahanan Jepang yang selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris berusaha keras memecahkan kepungan itu dan
152 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 153